Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 09 Juni 2025 | 16:08 WIB
Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail saat meninjau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talumelito di Kabupaten Gorontalo, Senin (9/6/2025) [Suara.com/ANTARA/HO-Kominfotik Provinsi Gorontalo]

Jika sistem tidak dibenahi segera, penumpukan sampah bisa menjadi masalah serius di masa depan.

"Kita ingin lingkungan bersih, sehat, dan nyaman bagi masyarakat," tambah Alvian.

Langkah ini juga selaras dengan misi Pemprov Gorontalo untuk membangun kota yang layak huni dan ramah lingkungan.

Pemerintah mendorong sinergi antara pemda, masyarakat, dan pelaku usaha dalam urusan sampah.

Baca Juga: Murid Dipukul Kepala Sekolah? DPRD Gorut Ngamuk, Janji Usut Tuntas!

Dukungan masyarakat sangat dibutuhkan untuk memperkuat kesadaran menjaga kebersihan lingkungan.

Gubernur juga menyoroti pentingnya pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), terutama limbah medis.

Pada Senin (9/6), Gubernur Gusnar meninjau fasilitas pengolahan limbah B3 di Talumelito, Kabupaten Gorontalo.

Fasilitas tersebut menggunakan teknologi insinerator untuk membakar limbah medis secara aman dan efisien.

Insinerator ini mampu membakar 200 kilogram limbah per jam, sesuai standar perlindungan lingkungan.

Baca Juga: SIEJ Sulsel: Jangan Biarkan Idul Adha Jadi 'Pesta' Sampah Plastik

Tujuan penggunaan insinerator bukan hanya pembakaran, tapi menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.

“Limbah medis harus ditangani secara profesional, bukan sembarang dibakar," ujar Gubernur Gusnar.

Ia menambahkan, fasilitas itu juga diharapkan dapat menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui kerja sama regional.

Pemprov menjajaki kolaborasi pengelolaan limbah dengan provinsi tetangga seperti Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.

"Ini peluang besar. Kita bisa tingkatkan PAD sekaligus jaga kesehatan dan lingkungan," kata Gubernur.

Data menunjukkan ada 147 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Gorontalo sebagai penghasil limbah medis.

Load More