Rahman dan Supriyadi mengaku tak tahu soal program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah. Mereka hanya berusaha agar dapur tetap mengepul dan ada nasi hangat di meja makan.
Olehnya, petani berharap pemerintah bisa mengantisipasi hambatan dengan memastikan kuota pupuk setiap tahunnya. Jangan lagi ada kelangkaan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Distribusi juga harus sesuai dengan kebutuhan agar penggunaan pupuk berimbang dan tidak terbuang percuma.
"Pengawasannya harus seperti sekarang ini, sudah bagus. Jangan lagi kami beli beras karena tidak ada hasil (panen)," tegas Rahman.
Presiden RI Prabowo Subianto sudah menargetkan swasembada pangan bisa terwujud dalam waktu 4 hingga 5 tahun ke depan.
Target ambisius ini sangat mungkin dicapai jika pemerintah dan masyarakat bersatu padu mengembangkan pertanian dan mengelola sumber daya pangan.
Presiden tidak ingin bangsa ini terus menerus ketergantungan pangan dari luar. Swasembada pangan sedianya sudah lama diimpikan bangsa Indonesia. Bahkan sejak zaman Orde Baru, gaung swasembada pangan terus digelorakan.
Cita-cita ini bisa dicapai jika setiap daerah mulai dari provinsi, kabupaten, kecamatan hingga desa menyiapkan swasembada pangan dari sekarang. Sulawesi Selatan jadi salah satu tumpuan pusat untuk lokus program prioritas Presiden Prabowo.
Untuk mewujudkan harapan tersebut, Pupuk Indonesia atau PI (Persero) sudah menambah alokasi pupuk subsidi untuk wilayah Sulawesi Selatan. Tujuannya untuk mendongkrak produksi beras secara nasional 32 juta ton tahun ini.
Baca Juga: Tangis Bahagia Petani Singkong Asal Toraja, Anaknya Diterima Kuliah Gratis di UGM
Sulsel ditarget bisa produksi beras di atas 5 juta ton. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, produksi padi di Sulawesi Selatan diperkirakan mencapai 4,94 juta ton gabah kering giling (GKG).
Jika dikonversi menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi beras diperkirakan sebesar 2,84 juta ton. Masih butuh sekitar 3 juta ton untuk mencapai target.
Kuota Melimpah, Distribusi Semakin Mudah
Mewujudkan swasembada pangan tidak cukup hanya sebatas menjaga stok saja. Pemerintah harus memperhatikan harga produksi dan nilai tukar petani harus terjaga. Terpenting adalah distribusi pupuk yang mudah, murah dan merata.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Pemprov Sulsel, Uvan Nurwahidah Shagir mengungkapkan, ada kenaikan alokasi pupuk untuk Sulsel tahun 2025.
Rinciannya, urea dari 407.492 ton menjadi 424.887 ton, NPK dari 370.193 menjadi 386.741 ton, dan pupuk organik 14.538 ton menjadi 71.492 ton.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 24 Juli: Klaim Skin Scar, M1887, dan Hadiah EVOS
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
-
Kisah Unik Reinkarnasi di Novel Life and Death are Wearing Me Out
-
10 Model Gelang Emas 24 Karat yang Cocok untuk Pergelangan Tangan Gemuk
-
Selamat Tinggal Samba? Ini Alasan Gen Z Beralih ke Adidas Campus 00s & Forum Low
-
Braakk! Bus Persib Bandung Kecelakaan di Thailand, Pecahan Kaca Berserakan
Terkini
-
Terbongkar! 49 Mobil Dinas DPRD Makassar Raib, Dikembalikan Paksa
-
BRI Permudah Pengajuan Kartu Kredit Tanpa ke Kantor Cabang: Bonus Penawaran Istimewa dan Voucher
-
Pemprov Sulsel Hadirkan Dokter Spesialis ke Pulau Terpencil
-
Kampus di Makassar Diwarnai Razia Mahasiswa dan Ajakan Perang
-
Kejati Sulsel Tetapkan 4 Tersangka Baru Kredit Fiktif Bank BUMN