Muhammad Yunus
Jum'at, 25 Juli 2025 | 13:05 WIB
Polisi mengejar sejumlah orang yang menggunakan pakaian serba hitam berdiri di jembatan fly over. Kemudian memasang spanduk berwarna putih bertuliskan “undangan perang terbuka” [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Suasana sejumlah kampus di Kota Makassar memanas pada Kamis siang 24 Juli 2025. Akibat ulah sekelompok mahasiswa yang mengaku membawa nama organisasi daerah.

Mereka melakukan razia di lingkungan kampus dan secara terbuka mencari kader organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (IPMIL).

Tak hanya itu, mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan “Undangan Perang Terbuka” yang memicu kecaman.

Aksi ini dikecam sebagai bentuk intimidasi yang mengganggu iklim akademik.

Ketua Umum Pengurus Pusat IPMIL, Yandi, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan pernah takut terhadap ancaman dan provokasi.

“Kami lahir dari sejarah panjang intelektual, bukan dari kebiasaan brutal. Kalian datang menyerang, kami tetap berdiri kokoh. IPMIL tidak akan membalas dengan kekerasan, tapi sikap tenang kami bukan berarti takut. Kami terlalu bermartabat untuk membalas cara-cara rendahan,” tegas Yandi dalam pernyataannya yang beredar di grup perpesanan WA, Jumat 25 Juli 2025.

IPMIL menilai aksi razia dan pemasangan spanduk ancaman tersebut tidak mencerminkan semangat dialog di kampus.

Sebaliknya, tindakan itu dianggap mempermalukan nalar dan mencoreng nama baik perguruan tinggi sebagai ruang pertukaran ide.

Menurut Yandi, IPMIL dibangun dengan semangat perjuangan dan pemikiran, bukan intimidasi.

Baca Juga: Warga Makassar Siap-Siap! Pemkot Hapus PBB & BPHTB Demi Program 3 Juta Rumah

Ia menegaskan bahwa setiap kader IPMIL ditempa oleh nilai-nilai keberanian yang diajarkan dari tanah Luwu. Bukan untuk menjadi penakut.

“Apa yang terjadi hari ini bukan hanya soal IPMIL. Ini soal pembiaran kekerasan yang merusak lingkungan kampus. Jika kita diam hari ini, besok mungkin akan lebih banyak yang menjadi korban, dan spanduk ‘perang’ akan semakin menggantikan ruang debat sehat,” tambahnya.

Atas peristiwa ini, IPMIL meminta pihak kampus dan aparat kepolisian bertindak tegas dan tidak menutup mata.

Pembiaran terhadap aksi intimidasi, kata Yandi, sama saja dengan mengkhianati cita-cita pendidikan.

Yandi menyerukan kepada seluruh kader IPMIL tetap tenang, tidak terpancing, dan selalu waspada.

“Tetap waspada, tapi jangan takut. Tetap tenang,” pungkasnya.

Load More