SuaraSulsel.id - Hujan deras mengguyur Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan sejak Sabtu, 22 Februari 2025 malam menyisakan tanah basah berlumpur. Minggu pagi, rintik gerimis belum juga reda.
Namun, hal itu tak mengganggu bagi Rahman (49), petani di Desa Minasa Baji, Kecamatan Bantimurung. Ketika jarum jam menunjukkan pukul 07.45 wita, ia bergegas menuju sawah garapannya.
Jarak rumah dan sawah cukup dekat. Hanya sekitar 8 menit saja dengan menaiki roda dua butut miliknya. Hari itu Rahman harus memeriksa kondisi tanah dan menyiangi padi sebelum melakukan pemupukan kedua.
"Sekarang kami tidak lagi khawatir soal pupuk," ujarnya.
Ia mengaku stok dan harga pupuk saat ini tak lagi bergejolak. Petani gembira karena bisa dengan mudah mendapatkan pupuk jelang musim pemupukan ke dua.
Kata Rahman, ia membutuhkan setidaknya 20 sak urea untuk tiga bidang sawah yang ia garap. Kini, ketersediaan pupuk melimpah hingga di pengecer.
"Tidak lagi seperti satu-dua tahun lalu setengah mati betul cari pupuk. Ada (stok) juga mahal. Sekarang cuma kasih lihat KTP sudah bisa ditebus," ucapnya.
Menurutnya, kelangkaan pupuk selama ini disebabkan oleh distributor hingga pengecer yang nakal. Mereka mematok harga jauh di atas Harga Eceran Tertinggi atau HET.
Untuk 1 sak urea misalnya. Petani kerap mendapat harga Rp120 ribu sampai Rp140 ribu per sak. Padahal harga jual seharusnya hanya Rp112.500.
Baca Juga: Tangis Bahagia Petani Singkong Asal Toraja, Anaknya Diterima Kuliah Gratis di UGM
Namun sekarang tak ada lagi yang berani curang. Pemerintah sudah memperketat pengawasan dengan mencabut langsung izin distributor yang bandel.
"Sudah kembali normal (harganya). Tidak berani main-main harga lagi," bebernya.
Petani lainnya, Supriyadi, menambahkan penjualan pupuk subsidi saat ini sudah lebih cepat dan transparan. Sebagai ketua kelompok tani, ia juga diedukasi soal digitalisasi pupuk menggunakan aplikasi Ipubers dari Kementerian Pertanian.
Dengan aplikasi tersebut, ia mengaku dengan mudah mendapatkan pupuk subsidi.
Aplikasi Ipubers menerapkan 6T (tepat mutu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat harga, tepat waktu dan tepat tempat) sehingga pupuk subsidi tersalurkan dengan tepat sasaran dan dapat
dipertanggungjawabkan.
"Di situ (aplikasi) lengkap. Bisa dilihat apa masih ada stok, berapa yang sudah terjual sampai pengecer cukup kasih KTP," bebernya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
Terkini
-
Wagub Sulsel Tegas: Stunting Bukan Hanya Urusan Satu Instansi
-
Gubernur Andi Sudirman Serahkan Hibah Rp5 Miliar untuk Masjid Ikhtiar Unhas
-
8 Kru Kapal Selamat dari Maut Berkat Laporan Kapal Australia
-
Pemprov Sulsel Ajak Ibu-Ibu Cinta Buku KIA di Hari Anak Nasional 2025
-
Sulsel Kini Punya MICU, Rumah Sakit Bergerak Lengkap dengan Ruang Operasi