SuaraSulsel.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan lima daerah di Sulawesi Selatan akan mengalami cuaca ekstrem selama Januari 2025.
Daerah tersebut meliputi Barru, Gowa, Makassar, Maros, dan Pangkajene Kepulauan.
Kepala BMKG RI, Dwikorita Karnawati, dalam rapat koordinasi kebencanaan di Makassar, menyatakan bahwa lima daerah ini berada dalam status siaga.
Curah hujan tinggi hingga sangat tinggi diprediksi akan terjadi hingga dasarian III Januari 2025.
Baca Juga: Dari Masjid 99 Kubah, Warga Sulsel Panjatkan Doa untuk Kedamaian dan Kemajuan di Tahun 2025
"Lima daerah ini berpotensi mengalami banjir kategori tinggi selama dasarian I-III Januari 2025," ungkap Dwikorita, Kamis, 2 Januari 2025.
Ia juga menambahkan bahwa puncak musim hujan di Sulawesi Selatan akan berlangsung hingga bulan Juni, lebih panjang dibandingkan daerah lain di Indonesia, seperti Pulau Jawa, yang hanya mengalami puncak hujan pada Desember 2024 hingga Januari 2025.
Sifat Hujan di Sulsel Berbeda
Meski secara umum curah hujan di bulan Januari hingga Maret berada dalam kategori normal, wilayah seperti Gowa, Makassar, Maros, Pinrang, dan Luwu Timur diperkirakan akan mengalami curah hujan dengan sifat di atas normal.
Hal ini menunjukkan bahwa Sulsel termasuk daerah dengan risiko bencana tinggi.
Baca Juga: 16 Anggota Polda Sulsel Dipecat Karena Terlibat Narkoba dan Selingkuh
"Sifat hujan atas normal ini berarti intensitas hujannya lebih tinggi dari biasanya, sehingga perlu diwaspadai terutama di daerah rawan banjir," tambah Dwikorita.
Dwikorita meminta masyarakat Sulsel, khususnya yang berada di wilayah rawan bencana, untuk memantau kondisi cuaca secara berkala melalui aplikasi BMKG.
Informasi terkait curah hujan, kecepatan dan arah angin, hingga kelembapan udara dapat diakses secara real-time.
"Karena perubahan cuaca sangat cepat, masyarakat diimbau untuk selalu siaga dan memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan informasi terkini," ujarnya.
Kerusakan DAS dan Risiko Banjir
Masalah banjir di Sulawesi Selatan diperburuk oleh kerusakan di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS). Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan, Suryadarma, mengungkapkan bahwa kerusakan ini disebabkan oleh penebangan pohon tanpa restorasi yang memadai.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
Terkini
-
Ustaz Yahya Waloni Meninggal Dunia, Ambruk di Mimbar Saat Khutbah Idul Adha
-
Sapi Kurban Presiden Prabowo Disembelih di Masjid 99 Kubah Makassar
-
Menu Sederhana dan Murah di Hari Idul Adha: Hemat Tapi Tetap Lezat!
-
Layanan Transportasi Bus Jamaah Indonesia Jelang Puncak Ibadah Haji Bermasalah
-
Ini Doa-Doa Terbaik Saat Menjalankan Puasa Arafah: Menghapus Dosa & Minta Rezki