SuaraSulsel.id - Sindikat uang palsu di Universitas Negeri Islam Alauddin atau UIN Alauddin ternyata lintas provinsi. Empat terduga pelaku berhasil ditangkap di Sulawesi Barat, kemarin.
Dua diantaranya merupakan PNS Pemprov Sulbar. Mereka adalah, TA (52) pegawai di Sekretariat DPRD dan MMB (40), Pegawai Diskominfo. Dua orang lainnya, IH (42) dan WY (32).
Dari tangan para pelaku ditemukan uang palsu sebesar Rp11 juta. Diduga uang yang sudah diedarkan mencapai miliaran rupiah.
Dosen Ekonomi Unhas Profesor Marzuki DEA menilai peredaran uang palsu dengan nilai sebesar itu akan punya efek yang besar dari sisi ekonomi.
Menurutnya, peredaran uang palsu dapat menyebabkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap uang yang beredar. Di dunia bisnis, sistem pembayaran, dan stabilitas moneter pun bisa terganggu.
"Mata uang bisa tertekan, inflasi berpotensi meningkat, dan nilai tukar dapat terdepresiasi (jatuhnya nilai mata uang). Ini adalah efek domino yang berbahaya," ucapnya saat dihubungi, Rabu, 18 Desember 2024.
Selain itu, kata Marzuki, ada potensi kasus ini meluas ke kejahatan lain. Seperti indikasi tindak pidana pencucian uang (money laundry) sehingga penyidik harus mendalami.
"Karena bisa jadi hasil dari pemalsuan itu sudah dicuci untuk usaha lain atau diatasnamakan orang lain," bebernya.
Marzuki menilai kasus ini perlu dilihat secara asas praduga tak bersalah dan hati-hati. Namun, jika benar terjadi, ini adalah anomali luar biasa yang tidak pernah terduga terjadi apalagi di institusi yang berlandaskan nilai-nilai keislaman.
Baca Juga: Digerebek! Begini Penampakan Mesin Cetak Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin
Prof Marzuki juga menambahkan bahwa jika tuduhan tersebut benar, kemungkinan besar kasus ini adalah ulah individu atau kelompok kecil yang memanfaatkan celah dalam sistem.
Mereka tidak lagi memperhitungkan nilai etis, budaya, sosial, maupun agama, meskipun berada di lingkungan pendidikan tinggi.
"Kita tidak berhak menilai secara negatif begitu saja, sebab kasus ini masih dalam proses penyelidikan. Tuduhan ini sifatnya sementara dan harus dilihat dengan hati-hati," tegasnya.
la pun menekankan pentingnya kewaspadaan, khususnya di lembaga pendidikan dan organisasi berbasis kepercayaan. Sebab, kejahatan luar biasa seperti ini tak lagi mengenal tempat.
Diketahui, kampus UIN Alauddin Makassar sedang jadi sorotan publik. Itu setelah Kepala Perpustakaan di kampus tersebut bernama Andi Ibrahim ditangkap polisi, pekan lalu.
Ia bersama dua stafnya diduga terlibat pencetakan dan peredaran uang palsu hingga Rp400 juta. Bahkan mesin pencetak uang diamankan di salah satu ruangan di kampus II UIN Alauddin di Gowa.
Rupanya pelaku punya jaringan hingga ke Sulawesi Barat. Sindikat ini berhasil diungkap polisi pada awal Desember di kecamatan Pallangga.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Kembali Disambut Rizky Ridho Hingga Yakob Sayuri
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 4 Pilihan Alas Bedak Wardah yang Bikin Glowing dan Tahan Lama, Murah tapi Berkualitas!
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
- 6 Rekomendasi Lipstik yang Tahan Lama Terbaik, Harga Terjangkau Mulai Rp30 Ribuan
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Xiaomi RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik 2025
-
Bertemu Rocky Gerung, Kapolri Singgung Pepatah Tentang Teman dan Musuh
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung RAM Besar 8 GB Memori 256 GB, Harga Cuma Rp 2 Jutaan
-
9 Sepatu Lari Murah Rp500 Ribu ke Bawah di Shopee, Performa Nyaman Desain Keren!
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
Terkini
-
Mau Merasakan Serunya Olahraga Padel di Makasar? Ini Lokasinya
-
Jenazah Tukang Ojek Korban Pembunuhan di Puncak Jaya Dipulangkan ke Makassar
-
Truk Rombongan Rambu Solo' Terguling, 8 Nyawa Melayang di Toraja Utara
-
Sekolah Rakyat Makassar: Ketika Anak Orang Kaya Ikut Berebut Pendidikan Gratis
-
Ubah Sampah Jadi Emas: Eco Enzyme Jadi Kunci Ekonomi Warga?