SuaraSulsel.id - Seorang santri di Kota Makassar, Sulawesi Selatan jadi korban penganiayaan oleh seniornya. Korban tewas setelah koma lima hari di Rumah Sakit Grestelina.
Kasus penganiayaan ini diketahui terjadi pada Kamis, 15 Februari 2024 sekitar pukul 10.00 wita di pondok pesantren Tahfizhul Qur'an Al-Imam Ashim. Dari keterangan sejumlah saksi di lokasi kejadian, korban berinisial AN (14) dipukuli oleh pelaku di ruang perpustakaan.
Rizaldi, paman korban menyebut ponakannya dihajar hingga babak belur di bagian kepala hingga tak sadarkan diri. Hal ini mengingatkan dia kepada sosok Mario Dandy, anak Rafael Alun yang kini dipenjara lantaran pernah menganiaya David Ozora hingga koma.
"Ini mirip kasusnya Mario Dandy. Korbannya dianiaya sampai koma. Kami sempat berharap Fian (korban) sembuh seperti David, tapi ternyata tidak bisa bertahan," ujar Rizaldi, Rabu, 21 Februari 2024.
Baca Juga: Penganiaya Santri Hingga Meninggal di Makassar Ternyata Anak Polisi
Keluarga korban mengaku sudah menunjuk pengacara untuk mengawal kasus ini. Awalnya, keluarga pelaku meminta agar kasus ini bisa diselesaikan dengan jalur mediasi, tapi menurut Rizaldi, pihaknya ingin proses hukum harus tetap berjalan.
"Kami keluarga korban sepakat untuk tetap menempuh jalur hukum," ucapnya.
Keluarga korban juga bermaksud untuk melaporkan pihak pesantren ke polisi. Menurut Rizaldi, pihak pesantren Tahfizhul Qur'an Al-Imam Ashim diduga lalai dan tidak melakukan pengawasan terhadap santri sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami juga rencana laporkan pesantren karena dugaan kelalaian. Ini kan terjadi di dalam lingkup sekolah, jangan sampai ada anak lain yang mengalami hal sama nantinya," tegasnya.
Bercita-cita Jadi Penghafal Qur'an
Baca Juga: Santri di Kota Makassar Dianiaya Teman Hingga Meninggal Dunia
Rizaldi mengenang korban sebagai sosok yang periang dan suka bercanda. Ia mengaku paling dekat dengan keponakannya itu bahkan sering menghabiskan waktu untuk berlibur bersama.
"Dari semua keponakan saya, dia yang paling sabar, tapi periang dan suka bikin ketawa. Itulah kenapa kami terpukul sekali," ujarnya.
Ia mengatakan AN bercita-cita untuk jadi seorang penghafal Qur'an. Di saat berlibur pun korban selalu menghafal beberapa juz.
"Minggu depan itu dia ulang tahun ke 15 sekaligus wisuda untuk 10 juz hafalan. Dia memang mau sekali jadi tahfidz, bahkan kita berlibur saja dia hafalan dan dilaporkan ke mamanya," ucapnya.
Rizaldi juga mengaku tidak tahu seperti apa keseharian korban di pesantren. Akan tetapi sebelum kejadian, korban menelpon dan mengatakan mau pulang ke rumah.
"Sebelum meninggal dia hanya bilang mau pulang ke rumah. Mamanya bilang nanti bulan Maret saja saat bulan puasa. Ternyata dia kasih isyarat mau pulang selamanya," ungkapnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
-
Sosok Chasandra Thenu, Selebgram Ambon Akui Dirinya Pemeran Video Viral 1,6 Menit
-
Harga Emas Antam Kembali Longsor, Kini Dibanderol Rp 1.907.000/Gram
-
Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Dihujat Habis-habisan Promosi Piala Presiden 2025
Terkini
-
BRI: Sektor UMKM Mencakup lebih dari 97% dari 65 Juta Pelaku Usaha, Berkontribusi 61% pada PDB
-
UMKM Kuliner Naik Kelas, Binaan BRI Sukses Ekspor Berkat Strategi Pasar Tepat
-
Fadli Zon Ungkap Fakta Mengejutkan Keris Sulawesi Selatan
-
5 Rumah Adat Sulawesi Selatan: Dari Tongkonan Mendunia Hingga Langkanae Penuh Filosofi
-
Gubernur Sulsel Surati Prabowo, Minta Evaluasi Tambang Emas Raksasa di Luwu