SuaraSulsel.id - Seorang murid SDN 27 Kendari, Sulawesi Tenggara, berinisial A, menjadi korban kekerasan oleh orang tua siswa lain, hingga mengalami pendarahan di bagian kepala.
A kemudian dirawat di Rumah Sakit. Namun sang ibu harus menelan pil pahit karena kejadian tersebut tak ditanggung BPJS.
Mengutip Telisik.id -- jaringan Suara.com, orang tua korban, Ningsi mengungkapkan, kejadian tragis itu terjadi setelah A dihantam ke tembok oleh orang tua siswa berinisial K. Meski sudah didamaikan sebelumnya, K kembali menyerang A di dalam kelas, pada hari Jumat (3/11/2023) lalu.
Guru SDN 27 Kendari berusaha menahan K, tetapi upaya tersebut gagal. A mengeluh sakit kepala, dan setelah beberapa hari, ia mengalami pendarahan, dilarikan ke Puskesmas Kandai, dan kini dirawat di Rumah Sakit Santa Anna.
Awalnya, A sedang main-main dengan temannya. Kemudian teman A jatuh. Saat jatuh, ia kemudian bangun dan langsung memukul A pada bagian dada.
"Pas dia pukul dadanya itu, ini anakku dia dorong jatuhlah ini anak. Kemudian sempat didamaikan sama gurunya. Dia langsung datangi anakku, dia pegang kepalanya terus dia hantamkan ke tembok. Pas kejadian itu anakku sudah tidak sadar," tuturnya.
Setelah beberapa hari mengeluh sakit kepala, pada Senin (13/11/2023), A kemudian mengeluarkan darah dari mulut.
"Pas dia ke sekolah tadi, dia keluar lagi darah terus kita bawami di rumah sakit. Hasil pemeriksaan dokter, karena mengalami benturan di kepala makanya harus dirawat," ucapnya.
Meskipun A memiliki BPJS Kesehatan, rumah sakit menyatakan bahwa tidak dapat menanggung biaya karena kasusnya termasuk kekerasan.
Baca Juga: Razia Anggota Polri di Tempat Hiburan Malam Kota Kendari
"Adaji BPJS-nya tapi tidak bisa dipakai karena kekerasan, dia dikasih masuk di umum ini," kata Ningsih.
Ningsi mengungkapkan bahwa K tidak mau bertanggung jawab atas biaya perawatan anaknya.
"Dia tidak mau tanggung jawab, dia enak-enak mencari uang, baru kita tidak mencari, terus ini anak tidak ditanggung BPJS karena alasannya korban kekerasan," jelasnya.
Ibu korban telah melaporkan kejadian ini ke Polsekta Kandai. Pelaku berinisial K, belum memberikan respons terkait kejadian ini.
Sebagai orang tua yang merasa keadilan belum diperoleh, Ningsi terus mengupayakan agar kasus ini mendapatkan perhatian serius dari pihak berwenang.
Meski sudah melibatkan polisi, Ningsi berharap agar hukum dapat memberikan sanksi yang setimpal kepada pelaku.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Ketua PKK Sulsel Beri Hadiah Rp300 Juta di Jambore PKK 2025
-
Berapa Bulan Gaji Pemain PSM Makassar Belum Dibayar? Ini Pengakuan Manajemen
-
3 Tersangka Perumda Palu Dijebloskan ke Penjara!
-
Penampakan Ulat di Sayur Brokoli MBG Siswa SD Makassar
-
Detik-Detik Bocah 3 Tahun Terjatuh ke Laut di Pantai Losari