SuaraSulsel.id - Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar Amhar Sulfiana memperkirakan sebagian wilayah di Sulawesi Selatan akan dilanda hujan pada Rabu, 18 Oktober 2023.
Daerah itu yakni Pinrang, Enrekang, Luwu, Wajo, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja dan Toraja Utara.
Sementara untuk wilayah Sulsel bagian Selatan seperti kota Makassar, Maros, Takalar, Jeneponto, Bulukumba, Bantaeng diperkirakan tidak akan turun hujan sampai bulan November.
"Makassar dan sekitarnya itu belum ada hujan di tanggal 18 Oktober," kata Amhar saat dikonfirmasi, Senin, 16 Oktober 2023.
Ia mengaku pihaknya sempat mengamati ada awan kecil yang berpotensi menimbulkan hujan di Kota Makassar. Namun, setelah diamati ulang, potensinya tidak memungkinkan.
"Sebelumnya memang ada potensi hujan di Makassar walau sangat kecil, tapi setelah kami update hari ini itu tidak ada kemungkinannya," lanjutnya.
Ia mengatakan El Nino akan terus bertahan sampai bulan Januari 2024, namun intensitasnya akan menurun. Sehingga, dari hasil pengamatan musim hujan di kota Makassar dan wilayah sekitarnya, diperkirakan baru akan turun pada bulan Desember.
Kata Amhar, posisi El Nino kini berada di intensitas moderate atau sedang. Hal tersebut mengakibatkan meningkatnya suhu panas hingga 38 derajat.
Tapi pada bulan Desember hingga Januari 2024 nanti, intensitas ini akan menurun ke moderate lemah.
"Itu jika total curah hujannya sudah 50 mm dalam 10 hari dan diikuti dua dasarian lainnya. Sementara kalau misalnya hujannya total 10 hari belum 50mm, itu belum masuk musim hujan," jelasnya.
Baca Juga: Menyusuri Keberagaman Tarian di Sulawesi Selatan, Dari Gandrang Bulo Hingga Pajoge Makkunrai
Sementara, Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin mengatakan Pemprov tidak bisa untuk menyiapkan strategi hujan buatan menghadapi El Nino. Kondisi awan yang tipis tidak memungkinkan untuk teknologi modifikasi cuaca.
Kendati demikian, ia memastikan petani di sebagian wilayah di Sulawesi Selatan siap memasuki musim tanam di tengah El Nino. Pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah, termasuk membuka pintu air bendungan.
"Karena debit air di sejumlah bendungan tidak terlalu banyak, kita minta dibuka (pintu airnya). Di Jeneponto bisa mengaliri 1.000 hektar sawah, di Baliase juga dialihkan 2.000 hektar dan di Wajo ada danau tempe itu sudah dibuatkan saluran air ke sawah sehingga petani kita bisa menanam di musim kemarau," tuturnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Benteng Terakhir Runtuh: Saat Ayah Kandung dan Guru Jadi Predator Paling Keji di Makassar
-
Maluku Lakukan Operasi Bypass Jantung Pertama Sejak RI Merdeka
-
Ketua PKK Sulsel Beri Hadiah Rp300 Juta di Jambore PKK 2025
-
Berapa Bulan Gaji Pemain PSM Makassar Belum Dibayar? Ini Pengakuan Manajemen
-
3 Tersangka Perumda Palu Dijebloskan ke Penjara!