SuaraSulsel.id - Babi Rusa dan ancaman terhadap habitatnya menjadi tema yang dipilih dalam gelar wicara yang digelar secara daring. Untuk memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional di Gorontalo.
Tiga lembaga penyelenggara yakni Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Gorontalo, The Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) Simpul Gorontalo, dan Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (BIOTA) memilih topik tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian spesies yang rentan punah itu.
Tiga narasumber yang hadir adalah Biodiversity Specialist Hanom Bashari, Bupati Gorontalo Profesor Nelson Pomalingo, dan Kepala SPTN I Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) Bagus Tri Nugroho.
Hanom Bashari menjelaskan ada tiga jenis Babi Rusa di alam yakni Sulawesi Babi Rusa (Babyrousa celebensis), Togean Babi Rusa (Babyrousa togeanensis), dan Hairy Babi Rusa (Babyrousa babyrussa) atau juga dikenal sebagai Babi Rusa berbulu lebat.
“Perburuan dan perdagangan masih menjadi ancaman untuk Babi Rusa, serta berkurangnya hutan primer di Sulawesi akibat pembalakan dan konversi hutan menjadi lahan budidaya,” ungkap Hanom.
Sementara itu Bagus Tri Nugroho menjelaskan Babi Rusa adalah satu dari empat satwa prioritas utama yang dilindungi di kawasan TNBNW.
“TNBNW sudah melakukan program-program yang termasuk dalam strategi konservasi babirusa. Diantaranya pengendalian perburuan dan perdagangan ilegal babi rusa,” kata Bagus.
Program lainnya misalnya pengelolaan habitat, pembangunan sistem pangkalan data, peningkatan peran lembaga konservasi, komunikasi dan penyadartahuan publik, pengembangan kerja sama dan kemitraan, serta pendanaan yang berkelanjutan.
“Kami setiap tahun melakukan kegiatan pemantauan rutin spesies prioritas seperti anoa, babi rusa, maupun burung maleo. Pemantauan dilakukan dengan transek, point count, dan pemasangan camera trap dan saat ini yang menjadi prioritas adalah pemantauan babirusa menggunakan camera trap,” katanya.
Baca Juga: Pembatas Jalan di Kota Gorontalo Ini Selalu Ditabrak Pengendara, Warga Minta Segera Dipindahkan
Selain TNBNW, kawasan yang juga menjadi habitat babi rusa adalah Suaka Margasatwa Nantu yang secara administrasi terletak di Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, dan Kabupaten Gorontalo Utara.
Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo mengakui meskipun Nantu masih terjaga, bukan berarti bebas dari risiko dan ancaman.
Satu ancaman yang nyata adalah Hutan Produksi Terbatas (HPT) Boliyohuto di Kabupaten Gorontalo, yang mulai dirambah dan dikhawatirkan berdampak pada ekosistem Hutan Nantu.
“Untuk mempertahankan hutan ini, maka salah satu yang kami lakukan adalah mengusulkan perubahan HPT Boliyohuto menjadi taman hutan rakyat atau Tahura. Lokasi HPT ini berbatasan dengan Nantu. Nah kalau ini rusak, maka bisa juga berimbas pada Hutan Nantu dan tentu babirusa,” kata Nelson.
Menurutnya usulan perubahan kawasan tersebut sudah melalui kajian dan penelitian, serta telah diajukan ke Kementerian Lingkungan Hidup. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Gubernur Sulsel Hadiri Rakor Sinkronisasi Pusat dan Daerah Kemenko Polkam
-
Penampakan Sabu 3 Kg di Bandara Mutiara Palu
-
BPJS Diblokir! Nenek Penerima Bansos Ini Dituduh Judi Online
-
Suara Kritis dari Zona D Penjaringan Rektor Unhas: Kampus Hijau, UKT Adil, dan Dosen S3
-
Kantor Penghubung Sultra Digembok! Mahasiswa Jakarta Dilaporkan ke Polisi