SuaraSulsel.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diam-diam menindaklanjuti kasus dugaan suap. Terhadap oknum pegawai Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK Perwakilan Sulawesi Selatan.
Hal tersebut diketahui setelah Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK, Zaenal Abidin meminta terdakwa kasus suap proyek di Sulsel, Edy Rahmat untuk kooperatif. Zaenal mengatakan tim penyidik KPK akan meminta keterangan Edy soal kasus BPK.
"Tolong kooperatif ya, pak Edy. Kami minta tolong kerjasamanya, ada tim penyidik KPK yang akan melakukan pemeriksaan," kata Zaenal di akhir persidangan pembacaan tuntutan di Pengadilan Negeri Makassar, Senin, 15 November 2021.
Zaenal, mengatakan kasus dugaan suap pegawai BPK ini dipisahkan dengan perkara kasus suap terhadap Nurdin Abdullah. Kendati demikian, Zaenal masih enggan membeberkan soal materi pokok perkaranya.
"Itu beda peristiwa. Nanti di persidangan baru terungkap faktanya. Beda objek dengan perkara ini," tambahnya.
Ia mengaku sedang melakukan pendalaman terhadap fakta yang baru terungkap dalam persidangan kasus tersebut. Sifatnya masih materi, sehingga KPK masih merahasiakan pokok perkaranya.
"Saya gak bisa ungkap sekarang sama teman-teman, tapi kalian bisa mencerna lah soal oknum BPK itu," terangnya.
Zaenal juga tidak menampik adanya tersangka baru pada kasus yang menjerat Edy Rahmat dan Nurdin Abdullah. Bisa saja, kata Zaenal tersangka baru ada di kasus dugaan suap untuk BPK.
"Nah itu. Itu (bisa) di oknum BPK . Teman-teman bisa ikuti, karena nantinya kan akan diumumkan juga," ujar Zaenal.
Baca Juga: Edy Rahmat Berikan Uang Suap Rp2,8 Miliar ke Pegawai BPK Sulsel
Seperti diketahui, fakta baru terungkap di sidang kasus suap dan gratifikasi proyek infrastruktur di Sulsel, beberapa pekan lalu. Terdakwa Edy Rahmat yang membeberkannya.
Edy menyebut pernah meminta uang ke sebelas kontraktor. Nilainya Rp3,2 miliar. Uang untuk menutupi hasil temuan di BPK.
Ada beberapa kontraktor yang menyetor hingga Rp500 juta lebih. Uang itu kemudian diserahkan ke auditor BPK Perwakilan Sulsel untuk menghilangkan hasil temuan pada laporan keuangan Pemprov tahun 2020.
Mereka adalah Jhon Theodore Rp525 juta, Petrus Yalim Rp445 juta, Haji Momo Rp250 juta, Andi Kemal Rp479 juta, Yusuf Rombe Rp525 juta.
Kemudian Robert Wijoyo Rp58 juta, Hendrik Rp395 juta, Lukito Rp64 juta, Tiong Rp150 juta, Rudi Moha Rp200 juta, dan Karaeng Kodeng Rp150 juta.
Jumlah yang terkumpul, kata Edy Rp3,241 miliar. Uang itu kemudian diserahkan ke pegawai BPK, Gilang Gumilang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
Terkini
-
Gubernur Sulsel Evaluasi Program Stop Stunting di Takalar dan Jeneponto
-
Sekda Sulsel Dorong Integrasi Hasil Riset KONEKSI Terkait Ketahanan Iklim
-
CEK FAKTA: Benarkah Rusdi Masse Mundur dari NasDem dan Bergabung PSI?
-
Warga Tolak PLTSA, Wali Kota Makassar: Saya Tidak Ingin Warga Dirugikan
-
Hadiah Beasiswa dan Liburan ke Bali untuk Paskibraka Makassar