SuaraSulsel.id - Sudah lima bulan bencana gempa di Sulawesi Barat (Sulbar) berlalu. Namun Masih ada juga warga Mamuju yang menjadi korban gempa, memilih bertahan di tenda pengungsian.
Mengutip PojokCelebes.com -- jaringan Suara.com, Busman salah seorang jurnalis, merekam kondisi keluarga yang masih bertahan di tenda darurat selama lima bulan lebih.
Busman mencatat, ada satu keluarga dengan jumlah 10 orang, 8 orang diantaranya masih berusia anak – anak, masih menempati tenda terpal yang berukuran kecil.
Keluarga kecil itu masih bertahan hidup di tenda darurat. Sambil berusaha untuk membangun rumah.
Penyintas yang tidak mau ditulis namanya, berteduh dalam tenda tidak jauh dari kantor Bupati Mamuju. Tepatnya di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Karema Mamuju.
Dia mengaku sebelum menempati tenda, hanya numpang tidur di teras rumah warga.
“Sebelum kami di tenda ini, kami hanya numpang tidur di rumah warga pak. Saat itu satu bulan pasca gempa," katanya.
Sejak terjadi gempa, keluarga kecil ini mengaku belum pernah menerima bantuan pemerintah. Karena keluarga ini, tidak masuk dalam daftar penerima bantuan rehabilitasi rumah. Karena rumah yang selama ini ditinggali bukan rumah milik pribadi, melainkan rumah milik keluarganya .
Keluh kesah dan suka duka tinggal di tenda pengungsian sampai saat ini, semuanya habis diceritakan kepada wartawan yang menyambanginya.
Baca Juga: Anggota DPRD Sulbar Sebut Penanganan Pasca Gempa di Majene dan Mamuju Kacau
Mulai dari kebutuhan hidup sehari – hari hingga kondisi kesehatan yang kerap kali memburuk karena minimnya obat – obatan.
Seperti yang dirasakan anaknya yang sudah berusia 5 tahun, mengaku sering mengalami sakit – sakitan. Apalagi saat ini, istrinya dalam kondisi mengandung berusia 7 bulan.
“Iye pak, sejak kami di sini sudah ada yang sakit, anak saya yang masih kecil ini sudah beberapa kali sakit, demam sama panas. Apalagi istri saya pak saat ini hamil tua, sudah 7 bulan mi, usia kandungannya, ” ungkapnya.
Kondisi tenda dengan ukuran kurang lebih 3 x 4 itu, pria itu mengaku kebutuhan penerangan dan mandi, cuci, dan kakus (MCK) masih numpang di tetangga yang tidak jauh dari tendanya.
”Kami nyambung listrik di warung, kalau mandi numpang di rumah kos tetangga. Kami tidak tahu sampai kapan harus tinggal di sini, sementara kami berusaha mencari rezeki untuk bangun rumah, kami sudah pinjam tanah untuk bangun rumah sementara,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Pelajar SMA di Kota Makassar Tewas Kena Tembak
-
'Sudah Lama Saya Marah!', Profesor Unhas Bongkar Sejarah Lahan di Tanjung Bunga
-
Bank Mandiri Resmi Buka Livin Fest 2025 di Makassar, Sinergikan UMKM dan Industri Kreatif
-
GMTD Diserang 'Serakahnomics', Kalla Ditantang Tunjukkan Bukti
-
Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Nanas di Sulsel, Kejati Kejar Dana Rp60 Miliar