Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 15 Mei 2021 | 12:37 WIB
Warga berdoa di depan pusara keluarganya saat ziarah kubur di Desa Cantigi Kulon, Cantigi, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (13/5/2021). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]

SuaraSulsel.id - Sejumlah pekuburan Islam yang tersebar di beberapa lokasi di Kota Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, masih dipadati peziarah pada hari kedua Idul Fitri 1442 Hijriah.

Sejak hari pertama Lebaran, umat muslim berbondong-bondong berziarah ke pekuburan Islam di Kota Mamuju.

Para warga selain berasal dari berbagai penjuru Kota Mamuju, juga dari berbagai daerah di Provinsi Sulbar.

Mereka datang bersama sanak keluarganya sambil membawa karangan bunga. Tampak memadati pekuburan Islam paling padat di Mamuju, yakni di Jalan Soekarno Hatta. Jumlah mereka diperkirakan mencapai ribuan orang.

Baca Juga: Pulang Kerja, Suami Syok Lihat Istri Selingkuh dengan Tetangga di Kamar

Pemandangan serupa juga terjadi di sejumlah tempat pekuburan di Mamuju, di antaranya pekuburan Islam di Jalan Kelapa Mamuju, Jalan Ir Haji Juanda, dan Jalan Husni Tamrin, kuburan di lingkungan Tambi, serta kuburan Islam di Kelurahan Karema.

Warga memadati pekuburan Islam tersebut sejak pagi hingga menjelang sore hari. Mereka berdoa untuk keluarganya yang sudah meninggal dunia sambil menaburkan bunga dan menyiram air ke kuburan keluarga mereka.

Mereka juga menggunakan kesempatan untuk silaturahim dan saling memaafkan dengan warga lainnya di tempat itu.

Salah seorang peziarah, Husnaeni, mengatakan sudah menjadi tradisi berziarah di pekuburan Islam setiap Lebaran.

"Kami datang berdoa untuk mertua kami yang telah tiada," ujarnya.

Baca Juga: Ramadhan Berbagi, Pemuda Ini Kumpul Sepatu untuk Anak-anak Korban Gempa

Padatnya peziarah kubur di Mamuju menguntungkan bagi para pedagang karangan bunga yang menjual dagangannya itu kepada peziarah.

"Kami bisa untung hingga satu sampai dua juta dalam sehari dengan menjual karangan bunga kepada para peziarah dengan harga Rp5.000 untuk setiap bingkisan karangan bunga," kata Husna, salah seorang pedagang bunga. (Antara)

Load More