Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 10 Mei 2021 | 12:44 WIB
Warga binaan Lapas Kelas II A Kota Gorontalo yang menjadi korban keracunan makanan mulai membaik / [gopos.id]

SuaraSulsel.id - Kondisi para warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kota Gorontalo yang menjadi korban keracunan makanan mulai membaik. Usai menyantap bubur ayam petugas Lapas.

Informasi yang dirangkum gopos.id -- jaringan Suara.com, sebanyak 49 narapidana atau warga binaan di Lapas Gorontalo yang harus dilarikan ke rumah sakit, akibat keracunan makanan.

Mereka dirawat di Rumah Sakit Otanaha, dan Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) Kota Gorontalo. Di rumah Sakit Otanaha ada sebanyak 17 orang. Sementara di RSAS sebanyak 32 orang.

Mayoritas para korban mengalami mual, muntah-muntah, sakit perut, dan pusing. Kondisi itu dialami beberapa saat setelah mengkonsumsi sajian buka puasa berupa bubur ayam. Sajian tersebut dipesan dari luar Lapas.

Baca Juga: Breaking News : Tahanan Lapas Gorontalo Keracunan Massal

YP, salah seorang korban keracunan menjelaskan, mengkonsumsi bubur ayam yang diberikan oleh petugas Lapas selepas salat magrib.

“Setelah salat magrib baru kami makan,” ujar YP yang ditemui gopos.id di RS Otahana.

Menurut YP, kondisi bubur yang dikonsumsi masih layak. Saat mengkonsumsi makanan tersebut, ia tak merasakan sesuatu yang aneh.

“Buburnya masih enak, masih hangat juga. Saya makan bubur itu dengan telur dan sambal,” jelasnya.

Pada pukul 22.30 Wita, YP mulai merasakan sesuatu yang lain di perutnya. Ia merasa mual dan pusing. Tak lama kemudian ia mulai muntah-muntah.

Baca Juga: Waduh! Ratusan Napi Lapas Gorontalo Keracunan Makanan Buka Puasa

Badannya pun meriang, serta sakit perut. YP mencurigai mengalami keracunan dari makanan yang dikonsumsinya. Sebab puluhan warga binaan, yang sama-sama mengkonsumsi bubur ayam saat buka puasa, ikut mengalami gejala serupa.

“Saya tidak meminum air yang disediakan petugas lapas. Juga tidak memakan makan lain selain bubur. Bukan hanya napi yang mengalami keracunan makan. Seorang petugas Lapas dan seorang istri penjaga Lapas juga merasakan hal yang sama,” tuturnya.

Load More