Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 22 April 2021 | 12:01 WIB
Mendagri Tito Karnavian memberikan pengarahan kepada pegawai di Pemprov Sulsel, Rabu 21 April 2021 / [SuaraSulsel.id / Istimewa]

SuaraSulsel.id - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta agar seluruh pejabat di Pemkot Makassar bisa beradaptasi dengan gaya kepemimpinan Wali Kota Makassar Danny Pomanto.

Jika tidak, sebaiknya mundur dari jabatannya. Tito bilang Danny Pomanto ingin kerja cepat.

"Jadi jangan membanding-bandingkan, semua pimpinan punya warna sendiri. Kalau tidak bisa menyesuaikan, ya sudah, minggir. Yang lain yang bisa menyesuaikan," kata Tito saat memberikan arahan di Balai Kota Makassar, Kamis, 22 April 2021.

Tito melihat Danny Pomanto adalah sosok pekerja. Jika diibaratkan dengan mobil, Danny Pomanto ini Mercy. Sementara ada beberapa pejabatnya yang kerjanya kayak becak. Lambat.

Baca Juga: Mendagri Minta SDM Asal Papua Tak Melulu Diarahkan Jadi Pegawai Negeri

"Rekan-rekan harus siap menyesuaikan karena dia kerja cepat. Menyesuaikan apa keinginannya beliau. Kalau diibaratkan mobil, beliau ini seperti Mercy. Sementara rekan rekan larinya pakai becak, kalah lah," tegasnya.

"Kalau kalah, ditinggal. Kalau ditinggal beliau gak rugi, kalian yang rugi. Makanya rekan-rekan harus kompetitif," lanjutnya lagi.

Menurutnya, pejabat yang tidak loyal ke pimpinan harus disingkirkan. Apalagi kalau sudah tidak loyal, tidak punya kompetensi pula. Ini bisa menusuk.

Jika bawahan tidak loyal, maka sebaiknya cari orang lain. Bahkan bisa dari tenaga kontrak untuk menjadi tenaga ahli.

"Jadi kualitas yang paling penting dari bawahan itu adalah loyalitas. Karena loyalitas untuk satu frekuensi dengan pimpinan itu harus. Kalau ga loyal ya, cukup cari orang pintar, bisa ambil outsourching untuk jadi tenaga ahli. Cari orang loyal itu gak gampang. Makanya ini nomor satu," jelasnya.

Baca Juga: Lelang Jabatan Pemkot Makassar Bisa Diulang, Ini Syarat dari KASN

Ia mengaku terus mengamati dinamika politik di Kota Makassar. Apalagi semenjak kemenangan kotak kosong pada Pilwali 2018 lalu.

Ia melihat ada kegelisahan di masyarakat dan pegawai negeri saat itu. Pemerintahan harus ditangani penjabat (Pj).

Sementara, kata Tito, Pj ini tidak memiliki legitimasi kuat. Tidak punya dukungan kuat dari rakyat.

"Saya ikuti situasinya sejak jadi Kapolri. Sangat keras di Makassar dan kita tahu ada calon tunggal, kotak kosong dan fenomenal. Belum pernah dengar ada kotak kosong menang," katanya.

Ia memuji kepemimpinan Danny Pomanto di periode keduanya. Walau belum cukup dua bulan usai dilantik, sejumlah terobosan sudah dilakukan. Termasuk memiliki konsep yang matang untuk penanganan Covid-19.

"Pak Danny ini konseptual, punya roadmap yang jelas. Tidak semua pemimpin punya itu. Saya ke daerah ga banyak yang seperti itu. Disamping pemikir, dia juga eksekutor yang baik," tukas Tito.

Sementara Danny Pomanto mengaku fokus ke Makassar recover usai dilantik. Termasuk mempercepat vaksinasi sesuai arahan dari Presiden RI, Joko Widodo.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More