Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 13 Oktober 2020 | 08:24 WIB
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman meninjau proyek pengerjaan rehabilitasi daerah irigasi D.I. Cenrana, di Kabupaten Wajo, Senin 12 Oktober 2020 / Foto : Humas Pemprov Sulsel

SuaraSulsel.id - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman meninjau proyek pengerjaan rehabilitasi daerah irigasi D.I. Cenrana, Kabupaten Wajo.

Didampingi Bupati Wajo Amran Mahmud, rombongan berjalan menyusuri rumah warga untuk melihat langsung pembangunan.

Proyek yang terletak di Desa Lampulung, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo itu dengan waktu pelaksanaan 160 hari kalender dan waktu pemeliharaan 180 hari.

Proyek rehabilitasi ini dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Provinsi Sulawesi Selatan dengan nilai kontrak sekitar Rp 20,5 Miliar.

Baca Juga: RJIT Ditjen PSP Kementan Mampu Tingkatkan Luas Ocoran

Merupakan Program IPDMIP atau Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program dari pemerintah pusat.

Rehabilitasi irigasi ini untuk normalisasi menggunakan pompa listrik.

"Alhamdulillah ada progres, kita cuma butuh masyarakat mendukung. Ini merupakan potensi," ungkap Sudirman, Senin (12/10/2020).

Irigasi ini, kata Sudirman, bisa mengendalikan banjir.

"Paling penting masyarakat harus tahu jika ini bukan untuk dialihkan banjir kesini, itu tidak. Ini manfaatnya bagus sekali, ada kebun bisa mengairi 2700 hektar kebun di bawah. Mudah-mudahan bisa dilanjutkan bisa bermanfaat untuk masyarakat di bawah dan sekitar. Bisa dipakai perkebunan. Termasuk ini pengendali banjir," jelasnya.

Baca Juga: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Dilakukan untuk Menunjang Pertanian

Ia meminta penanggungjawab proyek untuk memperhatikan warga sekitar dalam pembangunan ini.
"Harus (pekerjanya) dari sini juga. Pemerintah selain proyek yang dikerjakan, perlu menggerakkan ekonomi masyarakat dan perlu melibatkan masyarakat," kata Sudirman.

Melihat kondisi Kabupaten Wajo yang kerap dilanda banjir, Sudirman menyarankan agar melakukan koordinasi bersama 3 kabupaten untuk solusi permanen.

"Kita butuh kerjasama untuk membicarakan, air yang masuk di danau Tempe dari mana saja. Lalu kita cari solusi apakah untuk dibendung atau sabo kantong sedimen di hulu. Supaya air tidak ke sini semua. Setelah dibendung, kita perbaiki hutan di atas. Terakhir outer ring road sekaligus tanggul sebagai disposal pengerukan lengkap pintu airnya. Tapi yang paling penting harus ada kajian solusi permanen bersama," jelasnya.

Ia pun meminta dukungan kepada Bupati Wajo, Amran Mahmud untuk ikut membantu demi kelancaran proyek ini.

Dirinya pun sempat berencana membuat aturan agar setiap proyek Pemprov Sulsel, pelaksana dan konsultan pengawas dipilih dari warga di daerah lokasi pengerjaan itu.

Konsultan pengawas proyek, Bahtiar menceritakan kendala-kendala yang dihadapi oleh konsultan.

"Pekerjaan ini sebelumnya ada penolakan warga. Pengerjaannya memasuki dua bulan, tapi 1 bulan terkendala karena faktor alam dan faktor sosial. Progresnya saat ini sudah 30 persen," ungkapnya.

Ia mengakui, bahwa hal itu berkat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Wajo dalam hal ini Bupati Wajo, Amran Mahmud.

"Bapak Bupati bantu sosialisasikan di masjid. Perlu sosialisasi untuk memberikan pemahaman ke masyarakat terkait rehabilitasi irigasi ini," ungkapnya.

Load More