Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 02 September 2020 | 15:48 WIB
Sebelas siswa bersama perwakilan orang tua siswa berunjuk rasa di depan Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, Rabu 2 September 2020 / Foto: Suara.com / Muh.Aidil

SuaraSulsel.id - Sebelas siswa bersama perwakilan orang tua siswa berunjuk rasa di depan Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan. Menuntut janji Gubernur Sulsel, yang akan memasukkan mereka ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN).

Ketua Forum Orang Tua Murid Makassar Herman Hafid Nassa yang memimpin aksi mengatakan, sebelas orang siswa tersebut merupakan siswa yang baru lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Saat ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA, mereka dinyatakan tidak lulus. Berdasarkan hasil ujian Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online.

Sebelas siswa yang putus sekolah itu masing-masing mendaftar di SMAN 1 Makassar satu orang, SMN 17 Makassar satu orang, SMAN 4 tiga orang, dan SMAN 2 Makassar satu orang.

Baca Juga: Polisi Tetapkan Tersangka Pembunuhan Siswa SMP di Deli Serdang

Mendaftar di SMK 5 Makassar satu orang, SMKN 16 Makassar satu orang, dan SMKN 4 Makassar tiga orang.

Herman menyalahkan cara merekrut sistem PPDB. Sehingga banyak anak-anak yang tidak tertampung menjadi putus sekolah.

Jumlah siswa yang tamat SMP juga lebih banyak dibanding ketersediaan kursi di tingkat SMAN dan SMKN di Kota Makassar.

Karena tidak ingin anak-anak tersebut putus sekolah, kata Herman, orang tua siswa menggelar aksi unjuk rasa di depan Rumah Jabatan Gubernur Sulsel.

Tujuannya meminta kebijakan Pemerintah Sulsel. Agar anak-anak yang putus sekolah dapat melanjutkan pendidikannya.

Baca Juga: Bagi Pemilik Kendaraan di Sulsel, Ini Syarat Bebas dari Denda Pajak

"Sudah ketiga kalinya melakukan aksi ini di Rujab Gubernur Sulsel," kata Herman di depan Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sulsel, Jalan Jendral Sudirman, Makassar, Rabu (2/9/2020).

Herman mengatakan, aksi pertama dilakukan pada 23 Juli 2020. Aksi kedua pada 12 Agustus 2020.

Saat aksi kedua, aspirasi orang tua murid diterima Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah. Kala itu, Nurdin memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Sulsel yang sebelumnya menjabat untuk mengakomodir seluruh anak-anak yang putus sekolah di Kota Makassar.

"Mantan Kadis tersebut berjanji dua hari. Namun, masuk hari keempat dia tidak laksanakan, makanya dicopot oleh gubernur Sulsel," kata Herman.

"Kemudian diangkat Kadis Pendidikan yang baru yakni Prof Muh Jufri sebagai kadis yang baru sekarang," Herman menambahkan.

Jufri sudah mengundang orang tua murid dan instansi yang ikut mendampingi siswa-siswa putus sekolah. Melakukan rapat bersama pada 23 Agustus 2020.

Load More