Alat Kelamin Terduga Pelaku Pemerkosaan Dipotong Kemudian Diseret di Jalanan

Warga Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan beredarnya video aksi main hakim sendiri

Muhammad Yunus
Kamis, 04 Desember 2025 | 17:12 WIB
Alat Kelamin Terduga Pelaku Pemerkosaan Dipotong Kemudian Diseret di Jalanan
Ilustrasi Penganiayaan [Antara]
Baca 10 detik
  • Seorang pria berinisial A (47) tewas dikeroyok massa di Tompobulu, Gowa, setelah diduga memerkosa perempuan difabel.
  • Korban sempat bersembunyi empat hari sebelum ditemukan warga saat mencari makan, kemudian diseret motor.
  • Polres Gowa telah mengirim tim gabungan untuk mendalami kasus pengeroyokan brutal yang terjadi pada 3 Desember 2025.

SuaraSulsel.id - Warga Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan beredarnya video aksi main hakim sendiri terhadap seorang pria berinisial A (47).

A dikeroyok massa hingga tewas, kemudian diikat pada sepeda motor dan diseret mengelilingi kampung.

Peristiwa itu terjadi di Kecamatan Tompobulu dan viral di media sosial sejak Rabu, 3 Desember 2025 malam.

A disebut sebagai terduga pelaku pemerkosaan dan penganiayaan terhadap seorang perempuan difabel berinisial T. Informasi tersebut memicu kemarahan warga hingga berujung pada aksi brutal yang merenggut nyawa A.

Baca Juga:Pengeroyokan Sadis di Gowa: Tangan Terikat, Diseret Pakai Motor, Lalu Dibacok Parang

Salah seorang warga yang menjadi saksi mata, DT mengatakan dugaan rudapaksa terjadi sekitar empat hari sebelum insiden pengeroyokan.

Ketika kejadian pemerkosaan berlangsung, sejumlah warga sudah mengetahui aksi A, tetapi ia langsung melarikan diri.

"Warga sebenarnya sudah tahu sejak hari itu juga, tapi pelaku sembunyi. Empat hari kemudian baru didapat," kata DT, Kamis, 4 Desember 2025.

Menurut DT, setelah melakukan aksinya di Kelurahan Cikoro', A bersembunyi dua hari di salah satu rumah warga.

Ia kemudian bergeser ke tempat persembunyian lain dan tinggal selama dua hari berikutnya di kawasan hutan di kaki Gunung Lompo Battang, Desa Rappolemba.

Baca Juga:'Sudah Lama Saya Marah!', Profesor Unhas Bongkar Sejarah Lahan di Tanjung Bunga

"Dia sempat sembunyi dua hari di Cikoro'. Terus dia sembunyi lagi di belakang kampung, di kaki Gunung Lompo Battang," bebernya.

Namun, karena kelaparan, A akhirnya keluar dari persembunyiannya. Ia terlihat mendatangi sebuah rumah untuk meminta makanan dan sempat berbelanja di warung di Desa Rappoala.

Keberadaannya langsung diketahui warga yang sejak hari pertama sudah melakukan pencarian.

"Dia sempat beli sesuatu di warung. Karena memang sudah dicari-cari, akhirnya ada warga yang melihat dia," tambah DT.

Begitu ditemukan, A langsung menjadi sasaran amuk massa.

Ia dipukuli hingga tewas di lokasi. Tak berhenti di situ, jasadnya diikat ke bagian belakang motor, lalu diseret keliling kampung.

Arakan itu dilakukan keliling tiga kampung. Mulai dari perbatasan Desa Rappoala menuju Desa Rappolemba hingga ke Kelurahan Cikoro'.

Video yang beredar di media sosial memperlihatkan kondisi A yang sudah tak berdaya. Tubuhnya terikat di sadel motor dalam posisi telentang, sementara sejumlah warga tampak menarik motor dan mengarak jasadnya.

"Jadi sebenarnya sudah meninggal waktu ditarik pakai motor," sebutnya.

DT juga mengaku mendapatkan informasi dari petugas puskesmas. Bahwa alat kelamin A diduga dipotong oleh warga saat pengeroyokan. Sama seperti foto-foto yang beredar luas.

"Iya, memang benar alat kelaminnya dipotong," ungkapnya.

Menurut DT, aksi kekerasan itu merupakan puncak dari akumulasi kemarahan warga terhadap A. Ia dikatakan sudah lama membuat resah dan beberapa kali keluar masuk penjara.

"A ini memang sudah lama ditolak warga kembali ke kampung. Beberapa tahun lalu juga pernah terlibat kasus pelecehan seksual dan tidak mau bertanggung jawab," katanya.

A juga disebut pernah mencuri uang sekitar Rp80 juta dan menjalani hukuman dua tahun penjara. Setelah bebas, ia masih disebut melakukan sejumlah tindakan kriminal lain, termasuk dugaan pencurian laptop sehari sebelum dugaan pemerkosaan terhadap perempuan difabel tersebut.

Kondisi korban pemerkosaan yang merupakan penyandang disabilitas dengan gangguan mental turut memperparah emosi warga.

"Korban ini kasihan, mengalami keterbatasan mental. Jadi warga betul-betul marah," ujar DT.

Situasi Kampung Kondusif

Kapolres Gowa, AKBP Muhammad Aldy Sulaeman membenarkan adanya insiden tersebut. Ia mengatakan kondisi keamanan di Desa Rappolemba, Desa Rappoala, dan Kelurahan Cikoro’ saat ini sudah kembali terkendali.

"Memang beredar beberapa video terkait penganiayaan terhadap seseorang. Kami telah berkoordinasi dengan Polsek Tompobulu, dan berdasarkan laporan terakhir, situasi sudah kondusif," kata Aldy.

Untuk memastikan kebenaran peristiwa tersebut dan mengamankan lokasi, Polres Gowa mengirimkan tim gabungan ke tempat kejadian perkara dengan perjalanan yang memakan waktu sekitar empat jam.

"Kami menurunkan personel dari Dokkes untuk melakukan visum luar, juga dari Sat Samapta, Sat Reskrim, Sat Intelkam, Sat Binmas, dan Kapolsek setempat. Kami juga berkoordinasi dengan tim Dokpol Polda Sulsel," tuturnya.

Aldy menegaskan bahwa pihaknya masih mendalami kasus ini. Termasuk memastikan kronologi dan motif warga melakukan pengeroyokan.

"Informasi awal, yang bersangkutan dianiaya karena diduga melakukan pemerkosaan. Namun kami masih akan melakukan pengecekan lebih mendalam," ujarnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini