- Seorang pelajar SMA berinisial MH (16) tewas tertembak senapan angin di tengah bentrokan antarkelompok di Makassar pada 21 November 2025.
- Aparat menempatkan personel Brimob dan memperketat patroli untuk mencegah rangkaian kekerasan susulan yang telah memakan dua korban jiwa.
- Wali Kota kecewa karena warga enggan menjadi saksi, sementara Pemkot berjanji membantu pembangunan kembali 13 rumah warga yang terbakar.
Salah seorang warga RW 5 RT 2 Kelurahan Lembo, Ati bahkan bilang mereka dihadapkan secara langsung kondisi mencekam pasca peristiwa pembakaran dan serangan antarkelompok.
Ia mengatakan warga menemukan benda-benda yang diduga digunakan untuk aksi penyerangan, seperti bom Molotov, busur, hingga barang yang diduga narkotika.
"Kasihan masyarakat di RW 5, traumanya luar biasa. Tidak ada yang masuk rumahnya karena takut ada pembakaran lagi," ujar Ati.
Ia juga menilai pemerintah dan aparat lamban merespons situasi. Menurut Ati, sudah dua kali pertemuan digelar, namun tak membawa perubahan berarti karena tidak diikuti tindakan nyata di lapangan.
Baca Juga:Ratusan Aparat Sisir Dua Kampung Pelaku Bentrokan di Makassar
"Tidak ada artinya kalau tidak ditindaklanjuti secara tegas. Buang-buang energi, buang-buang anggaran," tuturnya.
Ati berharap aparat bertindak tanpa pandang bulu dan segera mengamankan barang bukti, menindak pelaku, serta memastikan tidak ada lagi aksi serangan yang mengancam keselamatan warga.
"Jangan ada yang tebang pilih. Kalau salah, salah," katanya.
Sementara, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menyampaikan kekecewaannya karena tidak ada satu pun warga yang berani melapor atau menjadi saksi mata atas perang kelompok yang terjadi berulang kali di daerah tersebut.
"Ditanya siapa yang melakukan, tidak ada yang mau jadi saksi. Tidak ada yang mau melapor," ujarnya geram.
Baca Juga:Bos Geng Sapiria Tewas Ditembak, Pria Bertopeng Bakar Rumah dan Kendaraan di Makassar
Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menoleransi aktivitas kelompok anak muda yang kerap terlibat tawuran. Patroli keamanan akan diperketat dan posko-posko penjagaan diaktifkan kembali.
Pemerintah daerah juga mendorong lahirnya lebih banyak kegiatan positif bagi pemuda untuk mengurangi potensi bentrokan.
"Saya sudah sampaikan ke Pak Dandim dan Kapolrestabes, tegakkan aturan seadil-adilnya kepada para pelaku yang telah mencoreng perdamaian di Makassar," ujarnya.
Appi mengingatkan agar tidak ada pihak yang bertindak sebagai provokator atau merasa lebih dominan di tengah masyarakat.
Ia khawatir, tanpa penindakan tegas, korban berikutnya bisa jatuh kapan saja.
"Kita tidak tahu siapa lagi yang bisa jadi korban ke depan," tuturnya.