- Pembangunan bendungan dengan luas lahan 1.722,28 hektare
- Sekitar Rp800 miliar dana telah beredar di wilayah Gowa
- Proyek ini harus berjalan lancar tanpa ada kerugian negara
SuaraSulsel.id - Setelah sempat berjalan lambat selama dua tahun terakhir, pembangunan Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa kini menunjukkan kemajuan yang menggembirakan.
Proyek Strategis Nasional (PSN) ini, yang digadang menjadi penopang ketahanan pangan dan pengendali banjir di Sulawesi Selatan, kini telah mencapai sekitar 20 persen progres fisik.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Heriantono Waluyadi, mengungkapkan bahwa pembangunan bendungan dengan luas lahan 1.722,28 hektare ini mulai menunjukkan hasil nyata.
Setelah melalui berbagai tantangan, terutama terkait pembebasan lahan dan teknis lapangan.
Baca Juga:9 Tahun Ayah Perkosa Anak di Gowa, Pengakuannya Bikin Polisi Geleng-Geleng Kepala
“Setelah sempat lambat pada 2023 dan 2024, tahun ini progresnya membaik, sudah mencapai sekitar 20 persen,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Lanjutan Satgas Percepatan Investasi Provinsi Sulsel di Kantor Kejati Sulsel, Kamis (9/10/2025).
Bendungan Jenelata dirancang memiliki manfaat besar bagi masyarakat. Selain mengairi 23.340 hektare lahan irigasi, bendungan ini juga akan menyediakan air baku sebesar 6,05 meter kubik per detik.
Menghasilkan listrik melalui PLTA berkapasitas 7 Mega Watt, serta berfungsi sebagai pengendali banjir di kawasan hilir Jeneberang dan sekitarnya.
Sejak dilakukan groundbreaking pada 2023, proyek ini sempat berjalan pelan — dari 0 persen di tahun pertama menjadi 3 persen di 2024.
Namun pada 2025, geliat pembangunan mulai terasa. Sekitar Rp800 miliar dana telah beredar di wilayah Gowa dari total anggaran proyek, membawa dampak ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.
Baca Juga:Gubernur Sulsel Apresiasi Langkah Cepat Bantu Rangga, Bocah Pejuang Pendidikan
Kajati Sulsel Agus Salim, yang turut hadir dalam rapat tersebut, menyebut keberadaan Satgas Percepatan Investasi menjadi ruang penting untuk menyatukan langkah berbagai pihak.
“Kita ingin proyek ini berjalan lancar tanpa ada kerugian negara, dan masyarakat juga tidak dirugikan,” tegasnya.
Heriantono menambahkan, saat ini pihaknya telah memasuki tahap keempat pembebasan lahan dan berharap dukungan masyarakat terus terjaga.
Pembangunan ini, lanjutnya, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang menekankan pentingnya ketahanan pangan dan hilirisasi sumber daya alam.
Sekretaris Daerah Sulsel Jufri Rahman turut memberikan apresiasi atas koordinasi lintas lembaga yang semakin solid.
“Kita harap pembangunan ini bisa segera tuntas dan manfaatnya langsung dirasakan masyarakat,” ujarnya.