Warisan Berdarah: 36 Tahun Perang di Makassar Tak Pernah Padam!

Bentrokan ini bukan peristiwa baru. Selama hampir sepekan terakhir, enam kelompok pemuda di wilayah ini saling serang hampir setiap hari.

Muhammad Yunus
Rabu, 24 September 2025 | 13:23 WIB
Warisan Berdarah: 36 Tahun Perang di Makassar Tak Pernah Padam!
Perang kelompok antar lorong di Kecamatan Tallo, kota Makassar kembali pecah dan menelan korban [Suara.com/Istimewa]
Baca 10 detik
  • Siang terlihat damai, namun subuh hingga dini hari kembali ricuh
  • Mereka turun ke jalan membawa busur, senapan angin, hingga petasan berdaya ledak tinggi
  • Camat Tallo, Ramli Lallo, menyebut konflik ini sudah berlangsung sejak 1989

SuaraSulsel.id - Perang antar kelompok kembali pecah di Kecamatan Tallo, Makassar, pada Selasa, 23 September 2025. Empat rumah dan satu mobil dibakar.

Sedikitnya empat orang juga dilaporkan terkena anak panah busur.

Bentrokan ini bukan peristiwa baru. Selama hampir sepekan terakhir, enam kelompok pemuda di wilayah ini saling serang hampir setiap hari.

Siang terlihat damai, namun subuh hingga dini hari kembali ricuh.

Baca Juga:Heboh Kasus Pemukulan, Victor Luiz dan Warga Sepakat Damai: Saling Senyum, Saling Maaf

Yang terlibat berasal dari lorong-lorong yang sudah dikenal warga Makassar. Jalan Tinumbu Lorong 148, Jalan Kandea, Jalan Lembo, dan Jalan Layang.

Mereka turun ke jalan membawa busur, senapan angin, hingga petasan berdaya ledak tinggi.

Konflik Sejak 1989

Camat Tallo, Ramli Lallo, menyebut konflik ini sudah berlangsung sejak 1989. Artinya, 36 tahun sudah kekerasan itu berulang dari generasi ke generasi.

"Kami sudah beberapa kali mediasi, menghadirkan tokoh masyarakat dan polisi, tapi selalu pecah lagi," katanya.

Baca Juga:Luka Lama Tawuran di Makassar: Sejarah Panjang Konflik yang Tak Kunjung Padam

Perang kelompok antar lorong di Kecamatan Tallo, kota Makassar kembali pecah dan menyebabkan sejumlah rumah hangus terbakar, Selasa 23 September 2025 [Suara.com/Istimewa]
Perang kelompok antar lorong di Kecamatan Tallo, kota Makassar kembali pecah dan menyebabkan sejumlah rumah hangus terbakar, Selasa 23 September 2025 [Suara.com/Istimewa]

Upaya damai pun kerap berujung sia-sia. Bahkan saat warga Kelurahan Bunga Ejaya Baru dan Lembo dipertemukan pada 22 September 2025 malam, bentrokan kembali pecah hanya beberapa jam setelah pertemuan.

Menurut Ramli, aparat kerap berjaga pada malam hari. Namun menjelang subuh, saat pengawasan longgar, kelompok pemuda kembali bentrok.

"Tidak bisa diprediksi kapan pecah. Kadang habis damai, subuhnya sudah bakar motor lagi. Kemarin yang motornya ojol itu kasihan," ungkapnya.

Kapolsek Tallo, Kompol Syamsuardi mengatakan perang bermula sudah sejak 36 tahun yang lalu. Kelompok pemuda punya dendam yang terus berulang hingga kini.

"Masyarakat sekitar bilang dendam lama, tapi penyebab dendamnya juga jujur kami tidak tahu. Ini yang sedang kami dalami," ucapnya, Rabu, 24 September 2025.

Info beredar penyebabnya soal dugaan adanya kartel narkoba. Namun, Syamsuardi enggan berspekulasi.

Ia bilang masyarakat sekitar juga tidak membeberkan penyebab perang ini.

"Kami enggan menyimpulkan, masih terus melakukan pendalaman sekaligus melakukan upaya damai antar kelompok," dalihnya.

Kapolrestabes Makassar, AKBP Arya Perdana, menilai bentrokan ini sebenarnya tidak sepenuhnya spontan. Ia menduga ada pihak tertentu yang mengorganisir, bahkan membiayai aksi tersebut.

Polisi menemukan petasan berdaya ledak tinggi di lokasi kejadian. Petasan itu berkisar Rp1 juta per buah.

"Dalam semalam bisa ditembakkan sampai 20 kali. Itu berarti Rp20 juta. Senapan angin juga, dari mana asalnya? Kami masih mendalami," kata Arya.

Arya menambahkan, situasi diperparah oleh warga yang justru menonton di lokasi tawuran. Bahkan melibatkan anak-anak di bawah umur.

"Kalau masyarakat menonton, itu sama saja memberi dukungan. Tawuran jadi seperti tontonan," keluhnya.

Meski demikian, ia memastikan polisi kini memetakan provokator dan menyiagakan puluhan personel di titik rawan.

"Insyaallah kami akan bertindak tegas. Jangan sampai anak-anak diperalat," tegasnya.

Dua kelompok dari Kelurahan Layang dan Kelurahan Bunga Eja Beru, Sabtu (7/9/2025), saling serang menggunakan busur (Panah) [SuaraSulsel.id/Istimewa]
Dua kelompok dari Kelurahan Layang dan Kelurahan Bunga Eja Beru, Sabtu (7/9/2025), saling serang menggunakan busur (Panah) [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Jadi Tontonan Warga Sekitar

Bagi warga sekitar, perang kelompok ini sudah menjadi bagian keseharian. Dani (42), salah seorang warga, menyebut peristiwa semacam ini hampir rutin terjadi setiap tahun.

"Sudah hampir tiap tahun pasti perang," sebutnya.

Menurut Dani, bentrokan berhenti hanya ketika ada korban meninggal. Jika tidak, maka aksi saling panah bisa terjadi berminggu-minggu lamanya.

"Waktu tahun 2023 baru reda saat ada yang meninggal, tapi sekarang muncul lagi. Mereka sepertinya sudah ada kode, kalau polisi pergi sedikit saja langsung bergerak," ungkapnya.

Ia menyebut, yang terlibat bukan hanya pemuda. Mulai dari pelajar sampai orang tua pun ikut.

"Malam sampai subuh jadi tontonan warga," katanya.

Sebagian warga bahkan merasa hal ini sudah jadi biasa saja. Namun, bagi Dani, ketakutan tetap menghantui.

"Kalau lewat kita terpaksa pegang kepala takut kena busur. Ini saja sekarang pecahan beling berserakan di jalan-jalan," katanya.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin sudah terjun langsung meninjau lokasi kerusuhan perang pada Selasa, 23 September 2025 malam.

Munafri memerintahkan 40 personel Satpol PP untuk siaga dan bergantian menjaga ketenteraman serta ketertiban di lokasi, membantu jajaran Polsek dan Koramil, minimal selama beberapa pekan ke depan.

Sementara itu, pihak Kecamatan Tallo diintruksikan mendirikan posko sementara bagi warga yang rumahnya terdampak kebakaran.

Appi sapaannya menyatakan keprihatinannya atas kerusuhan perang kelompok yang pecah di Kecamatan Tallo.

"Saya merasa sangat prihatin atas kejadian ini. Penguatan terhadap keamanan dan ketertiban lingkungan harus dimaksimalkan," tegasnya.

Ia memastikan akan berkoordinasi dengan kepolisian, Kodim, dan Satpol PP untuk mendirikan posko penjagaan bersama di titik-titik rawan, sebagai langkah pengendalian Kamtibmas.

Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin berusaha meredam bentrokan warga di Kecamatan Tallo, Selasa malam 23 September 2025 [Suara.com/Istimewa]
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin berusaha meredam bentrokan warga di Kecamatan Tallo, Selasa malam 23 September 2025 [Suara.com/Istimewa]

Pemerintah Kota Makassar juga masih menunggu hasil investigasi detail dari tim penanggulangan bencana dan kebakaran terkait penyebab dan kerugian pasti.

Meski tidak ada korban jiwa, Appi memastikan bantuan darurat bagi warga yang rumahnya terbakar, termasuk pendirian posko sementara untuk menampung korban.

Sejauh ini, upaya damai sudah berulang kali ditempuh, dari mediasi pemerintah kecamatan, pendekatan tokoh masyarakat, hingga patroli polisi. Nyatanya kekerasan kembali muncul.

Warga yang tidak terlibat pun ikut menjadi korban.

Hampir empat dekade berlalu perang awal pecah. Namun, konflik di Tallo sudah seperti diwariskan turun temurun, dari generasi ke generasi.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini