- Dugaan penganiayaan yang menyeret nama bek PSM Makassar, Victor Luiz
- Proses perdamaian digelar di kantor polisi dengan disaksikan sejumlah rekan dan kerabat
- Victor Luiz sempat menjadi sorotan publik usai diduga melakukan pemukulan
SuaraSulsel.id - Polemik dugaan penganiayaan yang menyeret nama bek PSM Makassar, Victor Luiz, akhirnya berujung damai.
Pemain asal Brasil itu bersama warga berinisial R, yang sebelumnya melaporkannya ke Polrestabes Makassar, sepakat menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan.
Proses perdamaian digelar di kantor polisi dengan disaksikan sejumlah rekan dan kerabat kedua belah pihak.
Surat pernyataan damai ditandatangani di atas materai, lalu keduanya tampak saling menunjukkan lembaran surat itu sambil berjabat tangan dan tersenyum.
Baca Juga:Kronologi Bek PSM Makassar Victor Luiz Diduga Aniaya Pengendara di Jalan Raya
Sebelumnya, Victor Luiz sempat menjadi sorotan publik usai diduga melakukan pemukulan terhadap R di pertigaan Jalan Cendrawasih, Selasa (23/9/2025) sore.
Peristiwa tersebut viral setelah video berdurasi 21 detik beredar di media sosial.
R mengaku dipukul di bagian wajah setelah aksi saling salip kendaraan di jalan.
Ia kemudian melaporkan kejadian itu ke polisi.
![Proses perdamaian Victor Luiz dan warga inisial R digelar di kantor polisi disaksikan sejumlah rekan dan kerabat kedua belah pihak, Selasa malam 23 September 2025 [Suara.com/Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/24/19074-victor-luiz.jpg)
Namun, setelah proses mediasi berjalan, kedua pihak memilih mengedepankan jalan damai.
Baca Juga:Viral Video Victor Luiz Pukul Pengendara di Makassar: Gara-Gara Klakson?
“Alhamdulillah, sudah ada perdamaian. Kedua pihak sepakat menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan,” ujar salah satu saksi yang hadir dalam proses mediasi.
Dengan tercapainya kesepakatan damai, laporan dugaan penganiayaan ini pun dinyatakan selesai.
Victor Luiz kini bisa kembali fokus membela PSM Makassar di lapangan hijau, sementara R mengaku lega karena masalah ini tidak berlarut-larut.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa persoalan emosi di jalan raya bisa berbuntut panjang.
Bahkan bagi seorang pesepak bola profesional sekalipun.