SuaraSulsel.id - Unjuk rasa menolak berbagai kebijakan pemerintah pusat dipastikan akan terus berlanjut hingga 5 September 2025 di seluruh Indonesia. Termasuk di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Kepolisian bersama TNI menyatakan siap mengawal jalannya aksi agar tetap berlangsung aman dan tertib.
Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Rusdi Hartono menegaskan aparat keamanan akan dikerahkan secara maksimal.
Sebanyak 1.323 personel Polri diturunkan khusus untuk pengamanan di Kota Makassar.
Baca Juga:Ketua FKUB Sulsel: Jaga Kondusivitas dan Kerukunan
Jumlah tersebut berasal dari Polrestabes Makassar yang diperkuat dengan bantuan pasukan dari Polda Sulsel.
"Besok informasi akan ada demo segala macam. Tentunya kami menyadari menyampaikan pendapat, berekspresi, itu adalah hak warga negara," kata Rusdi usai bertemu dengan Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dan jajaran Forkopimda, Minggu, 31 Agustus 2025 malam.
Pertemuan ini untuk meredam potensi kericuhan lanjutan di Makassar.
Menurutnya, pengamanan tidak hanya dilakukan oleh kepolisian, tetapi juga didukung penuh oleh TNI.
Pangdam XIV/Hasanuddin bersama jajaran telah menyiapkan pasukan tambahan untuk bersinergi menjaga stabilitas keamanan di Makassar dan sekitarnya.
Baca Juga:Nasib Malang Ojol di Makassar, Tewas Dikeroyok Massa Dikira Intel
"Insya Allah, hari-hari ke depan kota Makassar, Sulawesi Selatan damai selalu," ujar Rusdi.
Kapolda menekankan, kepolisian tidak akan menghalangi aspirasi masyarakat selama disampaikan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Ia mengingatkan, kebebasan berpendapat adalah hak konstitusional setiap warga negara, namun pelaksanaannya tidak boleh merugikan pihak lain.
"Silahkan berekspresi, silakan menyampaikan pendapat, tetapi jangan melanggar aturan. Hargai juga hak-hak daripada masyarakat yang lain," ucapnya.
Menurut Rusdi, suasana damai hanya bisa terwujud jika semua pihak saling menghormati.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan dengan tertib akan memberikan ruang bagi aspirasi masyarakat untuk tersampaikan, sekaligus tidak mengganggu ketertiban umum.
"Karena kedamaian ini kita wujudkan bersama-sama. Tidak bisa satu pihak, tapi kebersamaan inilah menjadi kesepakatan kita," katanya.
Evaluasi Aksi 29 Agustus
Pernyataan Kapolda tersebut sekaligus merespons kerusuhan yang pecah pada Jumat 29 Agustus 2025 lalu di Makassar.
Aksi massa yang sehari sebelumnya berjalan damai, berujung ricuh setelah kabar meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang terlindas mobil taktis polisi saat demonstrasi di Jakarta pada Kamis, 28 Agustus 2025 malam.
Kemarahan publik meluas ke sejumlah daerah, termasuk Makassar. Situasi kemudian tak terkendali.
Saat ini ada empat orang yang tercatat meninggal dunia, tujuh lainnya terluka, serta 70 unit kendaraan hangus terbakar.
Rusdi mengatakan pihaknya masih bekerja untuk mengidentifikasi pelaku pembakaran di berbagai titik. Ia membantah anggapan bahwa aparat tidak hadir di lokasi kejadian.
"Semua ada, kami ada. Kami di-backup oleh Pangdam," katanya singkat.
Meski begitu, Rusdi enggan merinci detail penanganan yang dilakukan pada hari kejadian.
"Anda lihat saja nanti hasil dari kami kerja. Anda lihat saja," tegasnya.
![Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menginisiasi penandatanganan maklumat aksi damai yang melibatkan seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Minggu 31 Agustus 2025 [Suara.com/Lorensia Clara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/31/38916-deklarasi-damai.jpg)
Deklarasi Damai dari Makassar
Diketahui, Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menginisiasi penandatanganan maklumat aksi damai yang melibatkan seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Selain TNI dan Polri, deklarasi tersebut juga dihadiri tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan organisasi kepemudaan (OKP), organisasi masyarakat (ormas), aktivis mahasiswa, hingga pihak kampus.
Kesepakatan itu, kata gubernur, menjadi landasan moral bersama agar peristiwa berdarah tidak kembali terulang.
"Ini sebagai langkah agar Sulawesi Selatan tidak lagi ada kejadian yang kemudian tidak kita inginkan, sampai harus ada korban jiwa dan sebagainya," ujar Andi Sudirman.
Ia berharap seluruh lapisan masyarakat mendukung komitmen Sulsel Damai yang telah dicanangkan.
Dengan dukungan bersama, ia yakin Makassar dan daerah lain di Sulsel bisa melewati dinamika unjuk rasa tanpa harus mengorbankan nyawa maupun merusak fasilitas umum.
"Saya berharap semua masyarakat Sulawesi Selatan mendukung, mensupport aksi damai hari ini. Ini adalah komitmen kita bersama, Sulsel damai," ucapnya.
Gelombang unjuk rasa nasional yang diprediksi masih akan berlangsung hingga pekan depan menjadi ujian besar bagi aparat keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat Sulawesi Selatan.
Kehilangan nyawa serta kerugian material akibat kerusuhan pada 29 Agustus lalu menjadi pelajaran pahit yang tak boleh kembali terulang.
Aparat menjanjikan pengamanan maksimal, sementara pemerintah bersama tokoh masyarakat berupaya membangun kesadaran kolektif untuk menjaga kedamaian.
Namun, keberhasilan itu pada akhirnya juga bergantung pada sikap demonstran dalam menyampaikan aspirasinya secara tertib.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing