Staf Desa di Kabupaten Gowa Ditembak

Ditemukan proyektil peluru senapan angin bersarang di tubuh korban, tepat di bawah ketiak

Muhammad Yunus
Jum'at, 27 Juni 2025 | 13:15 WIB
Staf Desa di Kabupaten Gowa Ditembak
ilustrasi penembakan di Kabupaten Gowa [Envato Elements]

SuaraSulsel.id - Malam yang seharusnya menjadi waktu istirahat berubah menjadi momen mencekam bagi Hardianto Daeng Ngerang (35), seorang staf Kantor Desa Panaikang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa.

Hardianto menjadi korban dugaan penembakan oleh orang tak dikenal atau OTK pada Rabu, 25 Juni 2025, dini hari.

Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 00.00 Wita, saat Hardianto tengah dalam perjalanan pulang menggunakan sepeda motor berpelat DD 4157 YB.

Saat baru saja melewati wilayah Dusun Jenetallasa, kampung halamannya sendiri, seketika ia tiba-tiba merasakan hantaman keras di tubuhnya.

Baca Juga:Polisi Tembak TNI Gadungan Pencuri Emas dan Ponsel Warga

"Awalnya merasa dilempar. Dikira ada yang lempari batu," ujar Hardianto dalam keterangannya kepada keluarganya, Agus Salim.

Merasa ada yang tidak beres, ia sempat menghentikan kendaraannya dan menoleh ke sekitar. Namun, tak ada satu pun sosok yang terlihat di jalan gelap itu.

Tak ingin mengambil risiko, Hardianto memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Bukan ke rumahnya, melainkan ke rumah pamannya, Agus Salim.

Beberapa menit kemudian, ia melihat tubuhnya dalam kondisi luka di bawah ketiak dan mulai kesakitan.

"Saat itu saya sedang duduk dengan beberapa orang di depan rumah. Setelah semua bubar dan pulang, termasuk keponakan saya yang korban ini, tak lama dia datang lagi dan mengetuk pintu sambil menunjukkan luka robek di bawah ketiaknya," jelas Agus.

Baca Juga:Polres Gowa Tangkap Pelaku Judi Sabung Ayam Saat Idul Adha 1446 H

Kondisi Hardianto yang terus melemah membuat keluarga segera membawanya ke RS Yapika Samata.

Namun, karena lukanya tergolong serius, ia kemudian dirujuk ke RSUD Syekh Yusuf Sungguminasa untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Hasil pemeriksaan dokter pun mengejutkan. Ditemukan proyektil peluru senapan angin bersarang di tubuh korban, tepat di bawah ketiaknya.

Kini, Hardianto dirujuk ke RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Rencananya, korban akan menjalani operasi pengangkatan proyektil yang ada di ketiaknya.

Kata Agus, kondisi korban dilaporkan stabil, namun masih membutuhkan perawatan intensif.

Polisi Kejar Pelaku

Pihak Kepolisian Resor Gowa langsung merespons kejadian ini dengan melakukan penyelidikan di lokasi kejadian dan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi.

Hingga kini, belum diketahui siapa pelaku di balik insiden penembakan yang diduga dilakukan menggunakan senapan angin tersebut.

Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Bahtiar yang dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyatakan bahwa pihaknya masih mendalami dan menyelidiki laporan ini.

"Iya benar, kejadian ini sedang kami selidiki. Saat ini kami tengah mengumpulkan data dan keterangan saksi, termasuk mengamankan barang bukti yang terkait," ujarnya, Jumat, 27 Juni 2025.

Namun, hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai dugaan motif atau siapa yang diduga terlibat dalam aksi tersebut.

"Kami masih telusuri apa motifnya. Pelakunya masih dikejar," tambah AKP Bahtiar.

Kasus ini menambah daftar panjang penyalahgunaan senapan angin di Sulawesi Selatan.

Pada Januari lalu, seorang pengacara bernama Rudi Gani di kabupaten Bone, Sulawesi Selatan juga tewas diduga ditembak menggunakan senapan angin. Hingga kini, polisi belum mampu mengungkap siapa pelaku penembakan.

Meski bukan senjata api, senapan angin tetap memiliki daya rusak tinggi dan kerap digunakan untuk tindakan kriminal karena mudah diperoleh dan sulit dilacak.

Banyak orang menganggap senapan angin hanyalah mainan. Padahal, dalam konteks tertentu, ia bisa mematikan. Apalagi jika diarahkan ke bagian tubuh vital,

Peristiwa penembakan ini membuat masyarakat di Kabupaten Gowa pun resah.

Warga khawatir kejadian serupa bisa terulang, terutama karena lokasi penembakan berada di jalur yang cukup sering dilewati warga yang pulang malam dan gelap.

"Biasanya aman-aman saja, tapi setelah kejadian ini kami jadi takut keluar malam. Apalagi pelakunya belum tertangkap," kata Agus.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini