Bangun Rumah Impian Gaya Skandinavia, Hindari 5 Kesalahan Fatal Ini

Estetika Skandinavia sedang berada di puncak popularitasnya

Muhammad Yunus
Kamis, 26 Juni 2025 | 16:58 WIB
Bangun Rumah Impian Gaya Skandinavia, Hindari 5 Kesalahan Fatal Ini
Konsep rumah skandinavia mengedepankan kesederhanaan, fungsionalitas, dan koneksi dengan alam terasa begitu relevan dengan gaya hidup modern [Suara.com]

SuaraSulsel.id - Estetika Skandinavia sedang berada di puncak popularitasnya. Tengok saja linimasa Instagram atau papan Pinterest Anda, pasti dipenuhi dengan gambar interior yang bersih, terang, dan begitu menenangkan.

Tak heran jika banyak milenial dan anak muda yang bercita-cita memiliki rumah gaya Skandinavia.

Konsepnya yang mengedepankan kesederhanaan, fungsionalitas, dan koneksi dengan alam terasa begitu relevan dengan gaya hidup modern.

Namun, di balik kesederhanaannya yang menawan, ada banyak jebakan yang seringkali membuat hasil akhirnya jauh dari ekspektasi.

Baca Juga:7 Tips Menata Ruang Tamu: Idul Adha Terasa Lebih Nyaman dan Berkesan

Membangun rumah Skandinavia bukan sekadar mengecat semuanya dengan warna putih dan membeli furnitur minimalis. Ada filosofi mendalam di baliknya.

Sebagai editor yang telah melihat ratusan portofolio desain, saya sering menemukan kesalahan yang sama berulang kali.

Untuk memastikan rumah impian Anda tidak berakhir menjadi bencana desain, mari kita bedah lima kesalahan paling umum saat membangun atau dekorasi rumah Skandinavia dan cara menghindarinya.

1. Terjebak dalam Palet ‘Serba Putih’ yang Steril

Ini adalah kesalahpahaman terbesar. Banyak yang mengira desain Skandinavia adalah sinonim dari ruangan serba putih yang dingin dan kaku.

Baca Juga:7 Tips Cat Rumah Bikin Tamu Terkesan Sambut Berkah Idul Adha

Padahal, tujuan utamanya adalah menciptakan ruang yang terang untuk melawan musim dingin yang panjang dan gelap di negara-negara Nordic.

Kesalahan:

Menggunakan warna putih murni di semua permukaan—dinding, lantai, hingga furnitur—tanpa ada sentuhan warna lain.

Hasilnya? Ruangan terasa seperti laboratorium, dingin, dan tidak mengundang.

Solusinya:

Gunakan putih sebagai kanvas dasar, bukan satu-satunya warna. Palet warna Skandinavia yang otentik justru kaya akan warna-warna netral yang hangat.

Pikirkan abu-abu muda, krem, greige (abu-abu kecoklatan), dan sentuhan warna pastel lembut seperti biru pucat atau hijau sage.

Kuncinya adalah menciptakan kontras yang halus untuk menambah kedalaman visual.

Konsep rumah skandinavia mengedepankan kesederhanaan, fungsionalitas, dan koneksi dengan alam terasa begitu relevan dengan gaya hidup modern [Suara.com]
Konsep rumah skandinavia mengedepankan kesederhanaan, fungsionalitas, dan koneksi dengan alam terasa begitu relevan dengan gaya hidup modern [Suara.com]

2. Mengabaikan Kekuatan Cahaya (Alami dan Buatan)

Filosofi Skandinavia lahir dari kebutuhan untuk memaksimalkan cahaya. Mengabaikan aspek ini adalah dosa besar dalam interior Skandinavia.

Kesalahan:

Memasang gorden tebal dan berat yang menghalangi masuknya sinar matahari.

Selain itu, hanya mengandalkan satu sumber cahaya buatan di tengah ruangan (misalnya, satu lampu gantung) yang menghasilkan pencahayaan datar dan bayangan yang keras di malam hari.

Solusinya:

Biarkan cahaya alami masuk sebanyak mungkin. Gunakan tirai tipis (vitrase) atau blinds yang simpel.

Untuk pencahayaan buatan, terapkan konsep layering. Kombinasikan tiga jenis pencahayaan:

-Ambient: Lampu utama untuk menerangi seluruh ruangan (misalnya downlight).

-Task: Lampu kerja untuk area spesifik seperti lampu baca di samping sofa atau lampu di atas meja makan.

-Accent: Lampu aksen untuk menyorot detail arsitektur atau karya seni (misalnya lampu sorot kecil).

Pilih lampu dengan cahaya kuning (warm white) untuk menciptakan atmosfer yang hangat dan nyaman.

3. Salah Mengartikan Minimalisme dengan ‘Kekosongan’

Banyak yang menyamakan desain Skandinavia dengan rumah minimalis yang kaku dan kosong.

Padahal, inti dari gaya ini adalah Hygge (diucapkan ‘hoo-ga’), sebuah konsep Denmark yang berarti kenyamanan, kehangatan, dan kebersamaan.

Kesalahan:

Takut menambahkan elemen dekoratif karena khawatir merusak tampilan minimalis. Ruangan pun menjadi hampa, tidak personal, dan terasa ‘dingin’.

Solusinya:

Rangkul tekstur! Inilah cara orang Skandinavia menghadirkan Hygge.

Tambahkan selimut wol rajutan di atas sofa, bantal-bantal linen, karpet berbulu tebal, dan tentu saja, tanaman hias.

Tanaman hijau memberikan sentuhan kehidupan dan warna alami yang sangat penting. Dekorasi haruslah fungsional atau memiliki nilai personal, bukan sekadar pajangan tanpa arti.

Rumah skandinavia minimalis furniture fungsional (archdaily.com)
Rumah skandinavia minimalis furniture fungsional (archdaily.com)

4. Mengorbankan Fungsi Demi Estetika

Prinsip "Form follows function" (bentuk mengikuti fungsi) adalah jantung dari desain Skandinavia. Setiap benda harus memiliki tujuan yang jelas, selain indah dipandang.

Kesalahan:

Membeli kursi yang terlihat sangat ‘Scandi’ tapi sangat tidak nyaman untuk diduduki, atau meja kopi dengan desain rumit yang sulit dibersihkan.

Solusinya:

Selalu utamakan fungsi. Sebelum membeli perabot, tanyakan pada diri sendiri: "Apakah ini praktis untuk gaya hidup saya? Apakah ini akan memudahkan hidup saya?"

Seperti yang dikatakan oleh seorang desainer interior asal Denmark, "Desain Skandinavia yang sejati adalah pernikahan antara keindahan dan kegunaan. Jika salah satu hilang, esensinya pun pudar."

Pilihlah furnitur dengan desain cerdas, seperti meja dengan laci penyimpanan tersembunyi atau sofa modular yang fleksibel.

ilustrasi desain rumah skandinavia minimalis (dibuat dengan AI)
ilustrasi desain rumah skandinavia minimalis (dibuat dengan AI)

5. Menggunakan Material yang Salah (Tidak Otentik)

Jiwa dari gaya Skandinavia terletak pada kejujuran material. Gaya ini merayakan keindahan alam dalam bentuknya yang paling murni.

Kesalahan:

Menggunakan material imitasi atau sintetis secara berlebihan.

Misalnya, lantai vinyl dengan motif kayu yang terlihat palsu, furnitur dari particle board berlapis plastik, atau dekorasi berbahan plastik murahan. Ini akan langsung merusak seluruh nuansa otentik yang ingin Anda ciptakan.

Solusinya:

Investasikan pada material alami. Kayu berwarna terang seperti pinus, birch, atau oak adalah elemen wajib.

Kombinasikan dengan material lain seperti kulit, wol, linen, katun, keramik, dan logam (biasanya tembaga atau kuningan hitam) untuk menambah variasi tekstur dan sentuhan kemewahan yang subtil.

Sentuhan kayu asli pada lantai atau perabot akan langsung memberikan kehangatan yang tidak bisa ditiru material buatan.

Menciptakan Rumah Skandinavia yang Sebenarnya

Membangun rumah Skandinavia impian adalah sebuah perjalanan untuk menciptakan ruang yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga nyaman, fungsional, dan menenangkan jiwa.

Ini bukan tentang mengikuti tren secara membabi buta, melainkan tentang mengadopsi filosofi hidup yang lebih sederhana dan terhubung dengan alam.

Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, Anda selangkah lebih dekat untuk memiliki hunian yang benar-benar mencerminkan esensi Hygge—sebuah surga pribadi yang terang, hangat, dan penuh ketenangan.

Sekarang giliran Anda! Apa kesalahan lain yang pernah Anda lihat atau lakukan saat mencoba menerapkan gaya Skandinavia? Atau mungkin Anda punya tips jitu lainnya?

Bagikan pemikiran dan pengalaman Anda di kolom komentar di bawah ini. Mari kita berdiskusi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini