Muhammadiyah Sindir Tata Kelola Kampus: Hindari Personal, Keluarga, dan Kelompok

Kampus harus dikelola secara modern, efisien, efektif, dan berorientasi tujuan. Tidak boleh personal, berdasarkan relasi, keluarga, atau kelompok

Muhammad Yunus
Senin, 07 April 2025 | 10:32 WIB
Muhammadiyah Sindir Tata Kelola Kampus: Hindari Personal, Keluarga, dan Kelompok
Ketua PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir (kiri) menerima buku dari Unismuh Makassar usai kuliah umum di lokasi tersebut, Ahad (6/4/2025) [Suara.com/ANTARA]

SuaraSulsel.id - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, mengatakan perguruan tinggi saat ini berada dalam era kualitas dan bukan lagi sekadar menjalankan rutinitas.

Prof Haedar di Makassar mengatakan akreditasi dan perangkingan menjadi standar formal yang mencerminkan mutu institusi pendidikan tinggi.

Ia mencontohkan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Sering bergantian masuk dalam 10 besar kampus terbaik nasional, serta diakui dalam pemeringkatan internasional.

Baca Juga:Semangat Baru Muhammadiyah Sulsel: Bangun Gedung 13 Lantai

“Kampus harus dikelola secara modern, efisien, efektif, dan berorientasi tujuan. Tidak boleh dikelola secara personal, berdasarkan relasi, keluarga, atau kelompok,” ujarnya saat mengisi kuliah tamu di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Ahad 6 April 2025.

Prof Haedar juga menekankan pentingnya tata kelola kampus berbasis keahlian dan profesionalisme.

Ia mendorong agar kampus selalu bergerak maju dan progresif setiap tahun.

Dosen yang memperoleh gelar doktor dan profesor diharapkan juga meningkatkan kontribusi dalam riset dan pengabdian, bukan hanya menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban.

“Kalau tidak, dosen hanya akan menjadi beban. Kampus juga harus membangun ekosistem riset yang produktif, bukan sekadar formalitas,” tegasnya.

Baca Juga:Dosen Unismuh Makassar Dikirim Kemenkes Bantu Korban Gempa Myanmar

Ia menyebut universitas-universitas di Jepang seperti Nara University sebagai contoh kekuatan riset yang patut dicontoh.

Unismuh, menurutnya, dapat mengembangkan riset sosial yang relevan dengan agenda kemajuan bangsa.

Di akhir kuliahnya, Prof. Haedar mengingatkan pentingnya komitmen seluruh civitas akademika terhadap nilai-nilai Muhammadiyah.

“Kampus bukan sekadar tempat mencari pekerjaan, tetapi ruang pengabdian dan ibadah. Harus ada komitmen ke-Muhammadiyahan yang kuat,” ujarnya.

Kemandirian Muhammadiyah

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir mengatakan, kemandirian keuangan Muhammadiyah di wilayah atau daerah adalah kekuatan sejati. Karena pusat tidak mensubsidi pembangunan fisik.

"Pusat tidak mensubsidi kecuali daerah-daerah terpencil. Wilayah seperti Sulsel memang tumbuh dari kekuatan sendiri," kata Haedar menanggapi Pencanangan Pembangunan Gedung Pengembangan SDM Muhammadiyah Sulsel.

Dia mengatakan, pembangunan gedung yang dirancang menjulang 13 lantai tersebut yang ditargetkan selesai dalam waktu satu setengah tahun.

Sepenuhnya berasal dari dana internal Muhammadiyah di wilayah dan daerah, serta dukungan sukarela dari berbagai pihak.

"Kebutuhan dana pembangunan gedung itu sekitar Rp74 miliar. Ini menunjukkan kemandirian keuangan Muhammadiyah di wilayah atau daerah adalah kekuatan sejati, karena tidak disubsidi pusat, hanya daerah terpencil saja yang mendapatkan bantuan pembangunan fisik."

Kendari demikian, ia optimistis gedung ini siap dibangun dengan dana mandiri dan bantuan yang halal.

Sementara pembangunan fisik itu, lanjut dia, harus diikuti dengan pembangunan karakter bangsa yang tidak kalah pentingnya melalui tiga dimensi utama yakni militansi atau komitmen, pengertian, dan etos kemajuan.

Menurut dia, bangsa ini membutuhkan komitmen untuk menjaga kekayaan nasional, keterlibatan aktif dalam upaya pembangunan, serta semangat kemajuan, terutama dari generasi muda.

Sementara itu, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse mengatakan, pembangunan gedung itu meskipun dananya belum tersedia sepenuhnya.

Namun ia yakin gotong-royong warga Muhammadiyah se-Sulsel akan mewujudkannya.

Pernyataan PWM Muhammadiyah Sulsel itu mendapat apresiasi dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar yang memuji budaya dakwah Muhammadiyah Sulsel yang kuat dan konsisten.

Termasuk militansi positif kader-kadernya. Olah sebab itu amal usaha Muhammadiyah di Sulsel berkembang pesat.

Dan diyakini juga dapat mewujudkan pembangunan Gedung Pengembangan SDM Muhammadiyah Sulsel dengan 13 lantai.

Haedar Nashir mengatakan, kemandirian keuangan Muhammadiyah di wilayah atau daerah adalah kekuatan sejati. Karena pusat tidak mensubsidi pembangunan fisik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini