"Dibuang di daerah perbukitan," ucapnya.
Fantry mengaku polisi bekerja keras untuk mengungkap kasus tersebut dengan metode scientific investigation. Pihaknya juga menganalisis jaringan pelaku.
Saat ini, Polres Sidrap masih melakukan pengejaran untuk menangkap para pelaku. Identitasnya bahkan sudah dikantongi.
"Identitasnya sudah dikantongi, sementara dalam pengejaran," tegas Fantry.
Baca Juga:Gempa di Gorontalo Terasa Sampai Pesisir Utara
Daerah Rawan Gempa
Daryono menyayangkan adanya pencurian dan perusakan terhadap peralatan vital milik BMKG.
Ia menjelaskan, alat tersebut sangat dibutuhkan karena Sidrap masuk kategori rawan gempa. Begitu pun daerah sekitarnya seperti Parepare, Rappang dan Pinrang.
Empat daerah di atas memiliki tingkat aktivitas kegempaan sangat tinggi. Dampaknya bisa terjadi likuifaksi, longsor dan reruntuhan batu.
"Secara tektonik merupakan daerah rawan gempa karena terletak di zona patahan aktif Sesar Walanae yang dapat memicu gempa magnitudo Mw7,1," jelasnya.
Baca Juga:Gempa Magnitudo 6 Guncang Kepulauan Tanibar Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami
Ia menceritakan, Sidrap pernah diguncang gempa dahsyat 6,0 magnitudo pada 29 September 1997. Dimana kejadian tersebut menewaskan 16 orang, luka berat 35 orang, 250 rumah rusak.