Puluhan Hektare Padi di Kabupaten Bantaeng Gagal Panen Diduga Karena Limbah Smelter

Kerusakan tanaman padi diduga dari asap pabrik Lithium atau baterai di Bantaeng

Muhammad Yunus
Kamis, 18 Juli 2024 | 15:26 WIB
Puluhan Hektare Padi di Kabupaten Bantaeng Gagal Panen Diduga Karena Limbah Smelter
Peta luas lahan di Kabupaten Bantaeng, Sulsel, yang diduga terpapar polusi asap Smelter PT Huadi Nickel Alloy Group [SuaraSulsel.id/Pemprov Sulsel]

SuaraSulsel.id - Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pemprov Sulsel menemukan puluhan hektar sawah di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan gagal panen akibat polusi asap smelter.

"Betul. Kami menjumpai beberapa hal yang menjadi temuan ada kerusakan tanaman padi diduga dari asap pabrik Lithium atau baterai di Bantaeng," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pemprov Sulsel, Imran Jausi, Kamis, 18 Juli 2024.

Imran mengatakan pihaknya sudah menurunkan tim ke area smelter Huadi Nickel-Alloy Indonesia pada Selasa, 17 Juli 2024. Di sana ditemukan ada kerusakan tanaman padi dengan kondisi fisik daun menguning sampai kecoklatan.

Tak hanya padi. Kata Imran, kondisi beberapa tanaman lain di sekitar pabrik juga mengalami perubahan warna kuning hingga kecoklatan seperti pohon asam, pohon randu dan jambu mente.

Baca Juga:Inovasi Padi Apung Mahasiswa Unhas di Desa Moncongloe Maros

"Bukan serangan hama dan penyakit, namun diduga dari asap pabrik litium (baterai) yang baunya memang sangat menyengat. Polusinya itu menghambat proses fotosintesis akhirnya tanaman akan mati secara perlahan," jelasnya.

Kata Imran, dugaan kerusakan tanaman tersebut dari asap pabrik Litium yang menyebar karena sapuan angin ke arah pertanaman padi di empat titik lokasi persawahan yang luas. Luas kerusakannya pun bervariasi.

Dimana diperkirakan titik 1 dan titik 4 luasan di atas masing-masing 20 Ha. Sedangkan, titik 2 dan 3 sekitar 4 hingga 5 Ha.

"Kurang lebih 65 Ha kerusakannya," jelasnya.

Ia menambahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sulsel sudah melakukan pengambilan sampel udara dan air. Setelahnya akan dilakukan pengujian pada Laboratorium Mutu Agung.

Baca Juga:Jokowi Datang ke Bantaeng, Masyarakat Histeris Dan Berebut Foto Bersama

"Hasil pengujian baru akan selesai minggu depan. Setelah sampel keluar baru kami keluarkan rekomendasi ke Pemkab Bantaeng untuk tindak lanjutnya," sebutnya.

Kata Imran, asap polusi smelter mengandung merkuri yang berbahaya bagi lingkungan. Itulah kenapa tanaman di sekitar lokasi pabrik akan mati perlahan.

Polusi ini sebelumnya juga dikeluhkan oleh warga di desa Papanloe dan Mawang. Mereka mengaku mengalami batuk dan sesak karena debu pabrik smelter.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini