BREAKING NEWS: Syahrul Yasin Limpo Divonis 10 Tahun Penjara

Hakim Ketua Rianto Adam Pontoh menjatuhkan vonis 10 tahun penjara dan denda Rp300 juta kepada Syahrul Yasin Limpo

Muhammad Yunus
Kamis, 11 Juli 2024 | 13:03 WIB
BREAKING NEWS: Syahrul Yasin Limpo Divonis 10 Tahun Penjara
Penampakan terdakwa kasus korupsi Kementan, Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat Jaksa KPK menanggapi pleidoinya di Pengadilan Tipikor Jakarta. (Suara.com/Dea)

SuaraSulsel.id - Hakim Ketua Rianto Adam Pontoh menjatuhkan vonis 10 tahun penjara dan denda Rp300 juta kepada Syahrul Yasin Limpo. Serta harus memberikan uang pengganti Rp14 miliar dan 30 ribu US Dollar. Jika tidak membayar maka harta benda disita. Atau pidana penjara 2 tahun.

Dalam pembacaan putusan, hakim menyebut terdakwa Syahrul Yasin Limpo berbelit-belit, tidak memberi teladan, dan tidak mendukung pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.

Hal-hal yang meringankan adalah Syahrul Yasin Limpo berusia lanjut dan belum pernah dihukum, banyak mendapat penghargaan dari pemerintah, bersikap sopan, dan telah mengembalikan sebagian uang hasil korupsi.

Menteri Pertanian (Mentan) periode 2019—2023 Syahrul Yasin Limpo (SYL) akan menjalani sidang putusan majelis hakim terkait dengan kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis 11 Juli 2024.

Baca Juga:Akankah Hukum Ditegakkan Bagi Firli Bahuri? Ini Kata Habiburokhman

Sidang berlangsung mulai pukul 10.00 WIB di Ruang Sidang Utama Muhammad Hatta Ali Pengadilan Tipikor Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang akan dipimpin oleh Hakim Ketua Rianto Adam Pontoh.

Selain SYL, terdapat dua terdakwa kasus dugaan korupsi Kementan lainnya yang akan menerima vonis pada hari ini, yakni Sekretaris Jenderal Kementan periode 2021—2023 Kasdi Subagyono serta Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan pada tahun 2023 Muhammad Hatta.

Penasihat hukum SYL, Djamaludin Koedoeboen, berharap SYL dapat diputus bebas. Karena fakta persidangan tidak menunjukkan adanya perintah SYL terkait dengan pengumpulan uang di Kementan.

"Harapan kami seperti itu. Namun, bila majelis hakim punya pandangan lain, pertimbangan lain, kami berharap putuslah yang seadil-adilnya kepada beliau," ujar Koedoeboen kepada wartawan.

Sebelumnya, SYL dituntut pidana penjara 12 tahun dan denda Rp500 juta subsider pidana kurungan 6 bulan dalam kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rentang waktu 2020—2023.

Baca Juga:Jelang Vonis, SYL Banyak Lakukan Hal Ini Dalam Masjid

Selain itu, SYL dituntut membayar uang pengganti sebesar Rp44,27 miliar dan ditambah 30.000 dolar Amerika Serikat (AS), dikurangi dengan jumlah uang yang telah disita dan dirampas.

Dua terdakwa lainnya, Kasdi dan Hatta, dituntut masing-masing 6 tahun penjara dan denda Rp250 juta subsider 3 bulan pidana kurungan.

Jaksa menuntut agar ketiga terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan berlanjut, melanggar Pasal 12 huruf e juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Dalam kasus tersebut, SYL menjadi terdakwa lantaran diduga melakukan pemerasan atau menerima gratifikasi dengan total Rp44,5 miliar bersama dengan Kasdi dan Hatta.

Kasdi dan Hatta merupakan koordinator pengumpulan uang dari para pejabat eselon I Kementan dan jajarannya, antara lain, untuk membayarkan kebutuhan pribadi dan keluarga SYL.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini