SuaraSulsel.id - Peneliti menemukan lukisan cadas tertua dunia ada di gua kapur Leang Karampuang, Kabupaten Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.
Lukisan itu menggambarkan tiga figur menyerupai manusia yang sedang berinteraksi dengan seekor babi hutan.
Temuan ini merupakan hasil penelitian kerjasama antara Griffith University, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Southern Cross University. Adapun hasil penelitian ini selanjutnya akan diterbitkan di jurnal Nature.
![Tim peneliti di gua kapur Leang Karampuang, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan menemukan lukisan cadas tertua dunia di gua tersebut [SuaraSulsel.id/Dokumentasi BRIN]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/07/04/36635-lukisan.jpg)
Tim penelitian ini diketuai oleh Adhi Agus Oktaviana, ahli seni cadas Indonesia dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang saat ini sedang menjalani program PhD di Griffith Centre for Social and Cultural Research (GCSR).
Baca Juga:34 Persen Wanita di Sulsel Mengalami Obesitas, Apa Penyebabnya?
Dalam menentukan umur lukisan gua tersebut, tim peneliti mengaplikasikan metode analisis mutakhir melalui ablasi laser U-series (LA-U-series) untuk mendapatkan pertanggalan akurat pada lapisan tipis kalsium karbonat yang terbentuk di atas seni hias tersebut.
Metode analisis LA-U-series ini dikembangkan oleh Profesor Maxime Aubert, ahli arkeologi di GC SCR bersama dengan koleganya dari Southern Cross University (SCU) di Lismore, Profesor Renaud Joannes-Boyau ahli arkeo geokimia dari Geoarchaeology and Archaeometry Research Group (GARG).
Hasil analisis menunjukkan bahwa seni hias di bawah lapisan tersebut memiliki pertanggalan paling awal sekitar 51.200 tahun yang lalu, membuatnya sebagai gambar hias gua tertua di dunia, sekaligus narasi seni paling awal yang pernah ditemukan dan diteliti hingga saat ini.
"Kami sebelumnya telah menggunakan metode berbasis uranium untuk mencari umur seni cadas di wilayah Sulawesi dan Kalimantan, namun teknik LA-U-series ini
menghasilkan data yang lebih akurat karena mampu mendeteksi umur lapisan kalsium karbonat dengan sangat rinci hingga mendekati masa pembuatan seni hias tersebut. Penemuan ini akan merevolusi metode analisis pertanggalan seni cadas," ucap Profesor Aubert.
"Teknik inovatif yang sedang dirintis ini memungkinkan kami untuk membuat peta lapisan kalsium karbonat secara rinci. Kemampuannya membuat kami dapat menentukan sekaligus menghindari area permukaan yang mengalami proses perubahan diagenesis secara alami. Konsekuensinya, penentuan umur seni cadas menjadi lebih mendalam dan bisa dipertanggungjawabkan," ditambahkan oleh Profesor Joannes-Boyau.
Baca Juga:Politik Uang di Pilkada Sulawesi Selatan Jadi Masalah Utama
Sementara, ketua tim penelitian Adhi Agus Oktaviana menambahkan penemuan lukisan Leang Karampaung yang telah berumur setidaknya 51.200 tahun yang lalu memiliki implikasi penting terkait pemahaman mengenai asal-usul seni paling awal. Bahkan karya seni ini belum ada pada zaman es Eropa.
- 1
- 2