Apakah Penderita Maag dan Gerd Bisa Puasa di Bulan Ramadan? Ini Kata Dokter

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penderita maag dan gerd

Muhammad Yunus
Jum'at, 15 Maret 2024 | 09:44 WIB
Apakah Penderita Maag dan Gerd Bisa Puasa di Bulan Ramadan? Ini Kata Dokter
Ilustrasi Seseorang Mengalami Kondisi GERD (unplash/nadia james)

SuaraSulsel.id - Penderita penyakit maag dan gerd diperkenankan untuk berpuasa di bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

"Tentu diperbolehkan puasa, namun perlu diperhatikan juga mengenai makanan dan minuman yang dikonsumsi saat waktu sahur dan berbuka puasa," kata Medical Senior Manager Kalbe Consumer Health, dr. Helmin Agustina Silalahi.

Dia mengatakan hal itu dalam acara "Gerakan Ramadan Tanpa Dramaag" yang digelar di Aula Bung Hatta, Kampus Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis 14 Maret 2024.

Dia mengatakan bahwa para penderita maag dan gerd harus tetap mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, serat, vitamin dan memperbanyak minum air putih.

Selain itu, Helmin juga berpesan untuk menghindari makanan yang mengandung pedas dan berbumbu kental, seperti gulai dan makanan bersantan.

Sedangkan untuk minuman agar menjauhkan minuman yang mengandung alkohol dan kafein.

"Kalau makanan dan minuman yang dijauhkan itu tetap dikonsumsi akan memungkinkan memancing kandungan asam dan menimbulkan penyakit maag dan gerdnya," ujarnya.

GM Marketing Kalbe Consumer Health, Irwan Wijaya menuturkan dalam kegiatan "Gerakan Ramadhan Tanpa Dramaag" itu, pihaknya menghadirkan diskusi interaktif yang diikuti oleh ratusan mahasiswa.

Baca Juga:Jumlah Mahasiswa Indonesia Menderita Penyakit Maag Meningkat Drastis, Ini Penyebabnya

Hal itu mengingat penderita penyakit tersebut meningkat hingga 14 persen dalam satu tahun terakhir (survei NeuroSensum).

"Kami memberikan informasi dan mengedukasi kalangan Gen-Z tentang sakit maag dan gerd dan bagaimana pencegahan dan pengobatannya agar puasanya lancar dan nyaman," ujarnya.

Faktor penyakit tersebut didominasi makan tidak teratur, makan makanan berminyak, berlemak, pedas, kopi berlebih hingga gangguan kecemasan atau depresi.

Penyakit ini meningkat drastis dari 22 persen ke 36 persen di kategori usia 17-24 tahun atau kalangan mahasiswa dan "first jobber".

Karena itu, pihaknya melakukan edukasi kepada Generasi Z di kampus-kampus di lima kota besar di tanah air, yakni Jakarta (UNJ), Yogyakarta, Bandung, Lampung dan Makassar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini