SuaraSulsel.id - Tidak seperti biasanya matahari menampakkan wajahnya dengan begitu tegas, menyinari daratan kecil di ujung muara Sungai Konaweha di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Desa Muara Sampara adalah salah satu dari enam desa yang tercatat di wilayah administratif Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe. Letak geografisnya yang di pelosok, dipisahkan oleh muara sungai, sehingga akses transportasi menuju desa tersebut terbilang cukup ekstrem.
Satu-satunya akses menuju ke desa tersebut adalah menggunakan perahu pincara atau perahu rakitan berukuran tak lebih dari 4 x 4 meter persegi dengan muatan yang akan disesuaikan terhadap kondisi keseimbangan perahu.
Menuju hari pemungutan suara Pemilu 2024, Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK) terus melakukan koordinasi dengan panitia pemungutan suara (PPS) desa tersebut guna memastikan terdistribusikannya logistik Pemilu.
Sebab, akses yang bisa digunakan hanyalah menggunakan perahu pincara, maka disepakati pendistribusian ke desa tersebut harus diutamakan dan dilakukan lebih awal.
"Salah satu ketakutan kami dalam upaya menyukseskan Pemilu kali ini adalah kondisi cuaca yang akhir – akhir ini yang tidak menentu, sering hujan disertai angin kencang," kata Abdul Rahmat Rustam yang merupakan Ketua PPK Kecamatan Kapoiala.
Ada enam desa yang berada dalam wilayah kerja PPK Kecamatan Kapoilala , yakni Desa Kapoilala Baru, Ulu Lalimbue, Lalimbue Jaya, Tanindah, Lalunggomuno serta Muara Sampara.
Muara Sampara adalah desa yang paling mambuatnya was-was, sebab selain faktor cuaca, letak geografisnya pun berada di muara sungai, tepat di ujung daratan yang terpisah dari daratan utama serta berbatasan langsung dengan laut.
Oleh karena itu, khusus untuk pendistribusian logistik di Muara Sampara tidak secara perwakilan, tetapi Ketua PPK Kecamatan Kapilala langsung turun tangan untuk memastikan logistik Pemilu 2024 benar-benar aman sampai ke tujuan.
Baca Juga:Pj Gubernur Sulsel Sudah Urus Pindah Lokasi Memilih, Ini TPS Bahtiar Baharuddin
Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Muara Sampara, Muhtar, mengakui bahwa akses transportasi menjadi masalah utama bagi dia dan panitia lainnya yang bertugas di desanya.