Prabowo Subianto Kenang Jenderal Muhammad Jusuf: Guru dan Teladan di TNI

Prabowo Subianto menyebut nama Jenderal Muhammad Jusuf Amir sebagai orang yang membesarkannya di TNI

Muhammad Yunus
Senin, 05 Februari 2024 | 12:23 WIB
Prabowo Subianto Kenang Jenderal Muhammad Jusuf: Guru dan Teladan di TNI
Jenderal M Jusuf, mantan panglima ABRI yang dicintai prajuritnya [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyebut nama Jenderal Muhammad Jusuf Amir sebagai orang yang membesarkannya di TNI. Ia menilai sosok Jenderal Yusuf merupakan guru teladannya.

Hal tersebut diungkapkan Prabowo saat kampanye di Gedung Olahraga Sudiang, kota Makassar, Sulawesi Selatan, pekan lalu. Prabowo mengatakan orang Sulawesi Selatan itu punya karakter yang tangguh dan setia dari dahulu.

Itu bisa terlihat pada sejumlah tokoh asal Sulawesi Selatan, salah satunya Jenderal M Jusuf. Ia meneladani mantan Panglima ABRI itu sebagai sosok pengayom prajurit dan masyarakat.

"Saya punya guru di tentara. Saya anggap mentor saya, yaitu jenderal M Jusuf. Beliau yang membesarkan saya dan saya merasa beliau teladan. Panglima yang banyak dicintai prajurit dan masyarakat," ujar Prabowo.

Baca Juga:Alasan Sentimental Luhut Pilih Prabowo - Gibran, Kenang Pertemuan Emosional di MRT

Lantas siapa Jenderal M Jusuf?

Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Jusuf Amir atau lebih dikenal dengan nama M Jusuf adalah sosok panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang merangkap sebagai Menteri Pertahanan Keamanan pada periode 1978 sampai 1983.

Karier militer M Jusuf sebenarnya sebagai Pangdam XIV Hasanuddin yang bertanggung jawab atas keamanan Sulawesi Selatan dan Tenggara. Namun, dia ditarik Bung Karno untuk masuk kabinet dan menjabat sebagai Menteri Perindustrian.

Di era Soeharto, Jusuf kembali dipercaya sebagai menteri. Ia adalah perwira Angkatan Darat yang lama berkarya sebagai menteri di sektor Industri.

Tak mengherankan, penunjukannya sebagai Panglima ABRI pada 1978 menjadi kejutan besar. Sebab M Jusuf adalah orang pertama yang telah melepas baju dinas militer selama 13 tahun, tiba-tiba dipanggil untuk menjadi pemegang tongkat komando tertinggi ABRI.

Baca Juga:Prabowo Was-was Menghadapi Debat Terakhir, Takut Dikasih Nilai Nol

Dalam buku berjudul "Jenderal M Jusuf : Panglima Para Prajurit" tulisan Atmadji Sumarkidjo, digambarkan bahwa M Yusuf adalah sosok yang sederhana. Kepeduliannya terhadap prajurit menjadikan ia pemimpin yang dicintai.

Selama menjabat Panglima ABRI sekaligus Menteri Pertahanan, M Yusuf banyak menghabiskan waktu ke daerah-daerah. Ia mengunjungi prajurit yang bertugas di satuan-satuan terkecil. Saking seringnya, ia malah dikenal sebagai Bapak Para Prajurit.

Sebagai gaya khasnya, M Jusuf akan berdialog dengan prajurit dan masyarakat. Ia menanyakan apa yang jadi kebutuhan dasar mereka. Jika ada yang kurang, maka M Jusuf akan mencatat dan segera mengirimkan bantuan.

Sosok M Jusuf juga yang menginisiasi program ABRI Masuk Desa (AMD). Program yang dimulai September 1980 itu berupa kegiatan para prajurit turun langsung ke masyarakat, bahu membahu membangun atau memperbaiki berbagai infrastruktur seperti, jalan, jembatan, irigasi, sekolah bahkan penghijauan.

Salah satu hasil karya Jenderal M Jusuf adalah masjid megah Al Markaz Al Islami di Makassar. Bangunan ini terwujud dari jejak kakinya di tanah suci.

Jenderal M Jusuf mengungkapkan keinginannya ke untuk membangun sebuah masjid ke Jusuf Kalla, kala itu. Ia ingin kota Makassar punya tempat ibadah yang luas. Mirip Masjidil Haram.

Pembangunan masjid itu terus diceritakan kepada banyak pihak dan mendapat dukungan luas. Seiring waktu, gagasan itu pun kian mengerucut.

Pembangunan masjid dimulai tahun 1994. Dalam groundbreaking itu, khotbah pertama dilakukan oleh Rektor IAIN (kini UIN) Jakarta Quraisy Shihab, sementara ceramah ilmiah perdana oleh Nurcholish Madjid. Butuh dua tahun untuk membangun masjid yang kini terbesar di Indonesia Timur itu.

Sebagai ungkapan terima kasih atas jasa-jasanya, pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sudah mengusulkan nama Jenderal M Yusuf untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional sejak tahun 2010 hingga 2023. Namun, pengusulan itu selalu ditolak oleh Kementerian Sosial.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini