SuaraSulsel.id - Bibir pantai Kuri Caddi di Kabupaten Maros dipenuhi sampah kiriman akibat banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
"Sampah itu sebagian besar adalah sampah plastik, selebihnya ranting-ranting pohon," kata Sapri, Kepala Dusun Kuri Caddi, Desa Nisombalia, di Maros, Minggu 21 Januari 2024.
Dia mengatakan, kondisi ini selalu terjadi setiap musim hujan atau saat musim ombak tinggi.
Hal yang sama juga terjadi di kawasan ekowisata mangrove Lantebung di Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar.
Baca Juga:Viral Pengusaha Skincare di Makassar Mengamuk Karena Harus Bayar Sampah Rp500 Ribu
Menurut Saskia, salah seorang penggiat lingkungan di Lantebung, sampah plastik yang terbawa arus menjadi pekerjaan tersendiri, karena mereka harus membersihkan tanaman mangrove yang terlilit sampah plastik.
"Pasalnya, jika itu dibiarkan maka akan merusak dan menghambat pertumbuhan mangrove yang merupakan biota hewan-hewan pesisir," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel M Ilyas mengatakan, tanaman mangrove sangat besar manfaatnya bagi perkembangan ikan maupun biota laut.
"Namun sampah plastik menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi sektor perikanan tangkap maupun yang hidup di pesisir," katanya.
Karena itu, ia berharap semua pihak memiliki kepedulian untuk dapat mengumpulkan sampah plastik tersebut lalu diolah menjadi barang-barang yang berguna.
Baca Juga:Rencana Pengolahan Sampah Energi Listrik Makassar Jadi Model Nasional