"Ada orang Toraja, Luwu sama Enrekang. Ini masih dirawat sambil diassesment di klinik," tuturnya.
Dari data sementara, ada 12 orang yang dinyatakan meninggal dunia. Tujuh orang pekerja asal Indonesia dan lima orang tenaga kerja asing.
Sementara, ada 39 orang lainnya yang mengalami luka bakar berat dan ringan.
Baca Juga:Warga Luwu Utara Jadi Korban Ledakan Tungku Smelter di Morowali
Fransiskus menyayangkan sikap perusahaan yang terkesan menutupi kasus ini. Ia mengaku sesaat setelah kejadian, mereka dilarang menyebarkan video kebakaran tersebut.
"Tidak ada nyawa yang sebanding nikel. Kasihan teman-teman kami yang meninggal dengan tragedi mengenaskan seperti ini," ujarnya sambil menangis.
"Kami dapat pemberitahuan siapa yang menyebarkan video kejadian akan diberikan sanksi PHK," katanya lagi.
Dari pesan singkat yang beredar, PT IMIP mengimbau kepada karyawan agar tidak menyebarluaskan kejadian tersebut. Mereka diminta untuk menjaga rahasia perusahaan.
"Mohon kerjasamanya bagi teman-teman yang memiliki video accident di Ferrosilicon ini agar jangan disebarluaskan ke publik karena masih dalam proses investigasi. Karena jika ada kedapatan karyawan yang menyebarluaskan kejadian ini, akan ada sanksi PHK karena melanggar aturan perusahaan yaitu tidak menjaga kerahasiaan perusahaan," demikian pesan singkat dari pihak perusahaan ke karyawan.
Baca Juga:Ledakan Tungku Smelter di Morowali, 13 Pekerja Dikabarkan Meninggal Dunia
Sementara, dalam rilis resmi yang diterima, Kepala Divisi Media Relations PT IMIP Drdy Kurniawan mengaku pihaknya sedang bekerjasama dengan polisi menginvestigasi kasus ini.