SuaraSulsel.id - Warga kembali dihebohkan dengan munculnya seekor buaya dan hampir menerkam warga di Pampang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Kejadian bermula saat seorang warga bernama Sattuang (60), sedang mencari sayur di tepi sungai dekat rumahnya, Kamis, 14 Desember 2023, siang.
Tiba-tiba seekor buaya langsung menerkam betis kirinya di permukaan air. Buaya tersebut kemudian lari ke kubangan usai menyerang.
Beruntung Sattuang yang ditemani sang istri berhasil menyelamatkan diri. Namun, kaki kirinya harus dijahit karena mengalami luka robek akibat gigitan buaya.
Baca Juga:Demo Warga Halmahera Tengah Tuntut Pertanggungjawaban PT Weda Bay Nickel Ricuh
Kemunculan buaya bukanlah yang pertama kalinya. Beberapa waktu lalu, seekor buaya berukuran satu meter juga masuk ke sekolah di kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Begitupun dengan kondisi rawa, dekat Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Warga setempat sempat menemukan anak dan telur buaya yang belum menetas.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan Jusman mengatakan pihaknya banyak menerima laporan tentang buaya muara (Crocodylus porosus) belakangan ini. Namun, hewan melata itu masih berada di habitat alamnya.
"Habitat buaya muara umumnya memang ada di muara sungai dan rawa-rawa yang terhubung sungai. Kemungkinan lokasi tersebut secara histori merupakan habitat buaya," kata Jusman saat dikonfirmasi SuaraSulsel.id, Jumat, 15 Desember 2023.
Buaya muara adalah predator yang berbahaya. Olehnya, ia mengimbau warga untuk waspada dan berhati-hati jika beraktivitas di sungai atau rawa.
Baca Juga:Cara Mengenali Gejala Diabetes Sejak Dini, Jangan Menunggu Kaki Diamputasi
"Utamakan keselamatan saat beraktivitas di sungai atau rawa," sebutnya.
Karena hidup di habitatnya, buaya tersebut tidak boleh dibunuh. Jusman mengatakan apabila muncul buaya dan meresahkan warga, maka bisa menghubungi call center BBKSDA Sulsel di nomor 08114600883.
"Karena itu adalah habitatnya. Sejauh ini data dan informasi tentang populasi dan habitat buaya di Sulsel masih sangat terbatas kami dapatkan," ujarnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing