SuaraSulsel.id - Kerukunan Pelajar Mahasiswa Pinrang (KPMP) Cabang Suppa menyelenggarakan peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa yang jatuh setiap 11 Desember.
Meskipun ini merupakan kegiatan pertama kali oleh organisasi, peringatan kali ini dianggap istimewa karena melibatkan banyak elemen di dalamnya.
Upacara peringatan dimulai sejak pagi, Senin (11/12/2023) di halaman kantor Camat Suppa, dihadiri oleh personil Batalyon 721 Makkasau Pinrang. Upacara ini diikuti dengan khidmat oleh anggota KPMP dan anak cucu Datu Suppa Toa Andi Makkasau sebagai perwakilan keluarga.
Setelah upacara, kegiatan dilanjutkan ke Mara'bombang untuk mengadakan tabur bunga, semakin semarak dengan bergabungnya anak kandung Datu Suppa Andi Makkasau.
Baca Juga:Upacara Hari Korban 40.000 Jiwa di Kota Makassar
Suasana haru menyelimuti pertemuan tersebut, yang diperkaya dengan kehadiran penulis buku biografi Andi Makkasau yang membagikan beberapa buku kepada personil Batalyon 721 Makkasau Pinrang.
Acara dilanjutkan dengan Bincang Sejarah di UPTD Suppa, menghadirkan narasumber penulis buku Andi Makkasau Sabriah Hasan dan Andi Makmur Makka sebagai editor dalam buku tersebut.
Dengan mengangkat tema diskusi, "Suppa dalam Lintas Sejarah" diikuti dengan sangat antusias oleh hadirin, sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa dan pelajar di daerah Suppa.
Diskusi ini juga dihadiri oleh Kepala BKD Pinrang yang diwakili oleh Ramli Samad dan anggota DPRD Pinrang Muh. Faizal Syah sebagai pembina organisasi.
Malam harinya, KPMP Suppa juga menggelar pentas seni ADE MALEBBI di halaman rumah Datu. Acara meriah dengan pagelaran tarik puisi, lagu, dan monolog tentang ANDI MAKKASAU.
Baca Juga:Remaja di Kabupaten Pinrang Cabuli Cucu Majikan Ditangkap Polisi
Ketua KPMP Suppa, Muhammad Ardiansyah, menyatakan kebanggaannya dapat menghadirkan acara tersebut kepada masyarakat Suppa, mengingat Suppa adalah daerah perjuangan dengan Andi Makkasau sebagai ikon perlawanan bersama Datu Suppa lainnya, yakni Andi Abdullah Bau Massepe.
Dia berharap ke depannya acara semacam ini dapat menjadi lebih baik lagi. Hingga hari ini, pengurus dan anggota KPMP Cabang Suppa masih aktif berbenah di halaman Rumah Datu dengan kegiatan baksos, membersihkan area halaman, dan melakukan pembersihan di dalam rumah/gedung Datu Suppa.
Sementara itu, Sabriah Hasan, penulis buku "Andi Makkasau Menakar Harga 40.000 Jiwa," menyatakan bahwa pemilihan Suppa sebagai tempat kegiatan ADE MALEBBI sudah tepat.
“Suppa dikenal sebagai daerah perjuangan dengan banyak tokoh perlawanan, seperti Datu Besse Kanyuara, Andi Mappanyukki, La Parenrengi Karaeng Tinggi Mae, dan kemudian dilanjutkan oleh Andi Makkasau dan Andi Abdullah Bau Massepe,” ucapnya.
Sabriah Hasan khususnya menyoroti tragisnya peristiwa Westerling Case atau Peristiwa Korban 40.000 Jiwa di mana Datu Andi Makkasau dan Datu Andi Abdullah Bau Massepe gugur dengan cara yang sangat tragis.
Dia berharap peringatan seperti ini dapat terus diadakan sebagai agenda tahunan, sambil mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa KPMP Suppa yang masih memiliki idealisme dan semangat patriotisme tinggi serta mendorong mereka untuk terus berkarya positif sambil tidak melupakan sejarah.