Tapi saat ini sudah banyak yang menjual tau-tau versi mini, yang bisa kamu bawa pulang untuk dijadikan souvenir. Harganya dibanderol Rp35 ribu sampai Rp500 ribu, tergantung tingkat kesulitannya.
Kamu bisa mendapatkannya di Desa Ke'te Kesu', Londa atau di pasar tradisional.
2. Bosara Anyam
Bosara adalah tudung saji yang digunakan masyarakat adat Bugis-Makassar pada acara pesta pernikahan, syukuran, maupun acara seremonial lainnya. Selain sebagai alat penutup makanan dari lalat dan debu, anyaman bosara juga menjadi aksesori meja makan.
Baca Juga:Jadi Desa Terbersih di Dunia, Ini Keunikan Desa Penglipuran Bangli
Konon, alat ini dulunya hanya digunakan oleh bangsawan Bone. Seiring berjalannya waktu, kerajinan tangan itu kini digunakan semua kalangan bahkan dijadikan souvenir hingga dipesan dari luar negeri.
Harganya bervariasi. Mulai dari Rp30 ribu sampai Rp100 ribu per buah. Perempuan di desa Wollangi, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menjadikan kerajinan ini sebagai sumber pendapatan.
3. Kain Kafan
Jika selama ini kain kafan hanya digunakan membungkus jenazah, masyarakat Jeneponto bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang menarik dan dihargai mahal.
Kain kafan diubah menjadi berbagai jenis pakaian, seperti gaun malam, jaket, bomber, kemeja, hingga baju tradisional asal Sulsel yaitu baju bodo. Sebagian dikombinasikan dengan jenis kain lain seperti sutra.
Baca Juga:Keseruan Wisata di Taman Sungai Dumaring, Ada Olahraga Air hingga Camping
Beberapa pecinta fesyen dari berbagai negara kini turut menyukai. Bahkan sudah laku hingga Norwegia dan Singapura.