Harganya bervariasi. Mulai dari Rp30 ribu sampai Rp100 ribu per buah. Perempuan di desa Wollangi, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menjadikan kerajinan ini sebagai sumber pendapatan.
3. Kain Kafan
Jika selama ini kain kafan hanya digunakan membungkus jenazah, masyarakat Jeneponto bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang menarik dan dihargai mahal.
Kain kafan diubah menjadi berbagai jenis pakaian, seperti gaun malam, jaket, bomber, kemeja, hingga baju tradisional asal Sulsel yaitu baju bodo. Sebagian dikombinasikan dengan jenis kain lain seperti sutra.
Baca Juga:Jadi Desa Terbersih di Dunia, Ini Keunikan Desa Penglipuran Bangli
Beberapa pecinta fesyen dari berbagai negara kini turut menyukai. Bahkan sudah laku hingga Norwegia dan Singapura.
Kain kafan Jeneponto atau jika di daerah tersebut disebut kain tope, teksturnya memang berbeda dibandingkan kain umum. Kain ini lebih berongga karena tiap benang dalam jahitannya tidak dibuat rapat layaknya pakaian yang sering digunakan. Sehingga jika dipakai, pakaian akan terasa lebih sejuk.
Harganya pun bervariasi. Mulai dari Rp100 ribu hingga jutaan.
4. Tas Daun Lontar
Tas daun lontar diproduksi di Desa Tritiro, Kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba. Sangat cocok untuk dijadikan souvenir atau oleh-oleh.
Baca Juga:Keseruan Wisata di Taman Sungai Dumaring, Ada Olahraga Air hingga Camping
Salah satu UMKM yang fokus memproduksi barang anyaman dari lontar ini bernama Rumah Kerajinan Atap Konjo. Selain tas, ada pula beragam karya lainnya, seperti tempat tisu dan vas bunga.
Produk ini bahkan sudah terjual hingga keluar negeri. Harganya bervariasi, mulai Rp80 ribu hingga Rp700 ribu.
Selain berkunjung langsung ke Bulukumba, kamu bisa mendapatkannya di toko oleh-oleh.
5. Kapal Pinisi
Kapal Pinisi bisa kamu jadikan souvenir atau hadiah, loh! Saat ini sudah banyak dijual miniatur kapal tersebut dengan berbagai ukuran.
Harganya pun bervariasi. Mulai dari Rp140 ribu sampai jutaan. Kamu bisa mendapatkannya di desa Ara, kabupaten Bulukumba atau toko oleh-oleh.