SuaraSulsel.id - Sulawesi Selatan punya pesona yang tak terhingga. Mulai dari bahasa, tarian, adat, hingga lagu yang bisa memikat hati.
Lagu daerah memang wajib dilestarikan. Agar budaya yang diwariskan secara turun temurun ini diketahui oleh anak cucu kita. Melakukan hal serupa untuk generasi berikutnya.
Di Sulawesi Selatan ada banyak lagu daerah yang sudah jadi identitas atau ciri khas. Sebut saja Anging Mammiri atau Sulawesi Parasanganta.
Pada umumnya, lagu daerah khas Sulsel memiliki alunan musik atau nada yang mendayu dan lembut. Liriknya pun juga mudah dihafal. Sehingga sering dilantunkan oleh masyarakat dari berbagai suku dan kalangan.
Baca Juga:Filosofi Hidup Siri' na Pacce Bugis Makassar Dalam Kasus Syahrul Yasin Limpo Menurut Antropolog
Berikut 7 ulasan lagu daerah beserta lirik yang penuh arti dan makna mendalam:
1. Anging Mammiri
Lagu Angin Mamiri diciptakan oleh Borra Daeng Ngirate pada tahun 1940-an. Lagu ini bercerita tentang kerinduan seorang wanita yang begitu mendalam kepada kekasihnya.
Karena jarak alias Long Distance Relationship (LDR), rasa rindu itu membuat dirinya tidak tenang. Wanita itu diceritakan selalu berdiri di ujung jendela sambil melantunkan syair-syair ungkapan kerinduan.
Ia berharap rindunya bisa tersampaikan lewat angin yang berhembus. Ia juga selalu menepuk-nepuk bantal sambil menyebut nama kekasihnya saat hendak tidur.
Baca Juga:Mundur dari Jabatan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo Bicara Harga Diri Bugis Makassar
Ajaibnya, beberapa hari setelah sang wanita mengucapkan syair tersebut, dia mendapat kabar bahwa kekasihnya kembali dari perantauan dan mereka akhirnya bertemu. Cerita itupun menyebar.
Semenjak itulah, Anging Mamiri menjadi populer dan erat kaitannya dengan kerinduan.
Lirik lagu:
Angin mamiri ku pasang
Pitujui tongtongana
Tusarua takka lupa
Eaule na mangu rangi
Tutenaya, tutenaya parisina
Batumi angin mamiri
Angin ngerang dingin-dingin
Nama lonta sari kuku Eaule na mangu rangi
Matolorang, matolorang jenemato
2. Pakarena
Pakarena diciptakan oleh Arsyad Basir dan dipopulerkan oleh Salma Rani dan Aulia Anas. Lagu daerah ini menceritakan mengenai dua penghuni negeri yang berbeda, yaitu penghuni di bumi (Lino) dan negeri kayangan (boting langi').
Secara umum, masyarakat Sulawesi Selatan mengartikan lagu ini sebagai perpisahan dua orang yang berada di negeri berbeda.
Penghuni kayangan mengajarkan kepada penghuni bumi tentang tata cara hidup, seperti berburu, beternak, dan bercocok tanam. Di samping itu, lagu Pakarena sering digunakan sebagai media penghubung manusia dengan Tuhan.
Lirik lagu:
Ika teri tura tea bau
Adat taman io loa sayang
E aula pakarenaya
Pakarenaya labiriri pagaukang
Ika tebu tara teang sayang
Punna Nia pagaukang sayang
Eaule suku Bajina
Suku Bajina punnanania pakarena
Pura raba piu rukang sayang
Baju Bodo kain lolo sayang
Eaule suku Bajina
Suku Bajina punnania ke anggada
Marendeng Marampa menceritakan tentang keindahan dan kekayaan alam suku Toraja. Seperti diketahui, panorama alam daerah Toraja memang indah dan sejuk.
Karena keindahan alam itulah, kemanapun mereka pergi, orang Toraja tidak akan melupakan tanah kelahirannya dan akan selalu pulang.
Selain itu, lagu ini menceritakan tentang watak orang Toraja yang punya semangat dan tak mudah menyerah.
Lirik lagu:
Marendeng marampa kadadianku
Dio padang digente Toraya lebukan Sulawesi
Mellombok membuntu mentanetena
Nakabu uma sia palak nasakkai Salu Sa'dan
Kami sang Torayan
Umba umba padang kiolai
Maparri masussa kirampoi
Tangki poma banda penawa
Ya mo passanan tengko ki
Umpasundun rongkokan
4. Ati Raja
Lagu ini diciptakan oleh salah satu keturunan Tionghoa asal Makassar bernama Hoe eng Djie, yang diiringi orkes musik China. Liriknya menceritakan tentang ucapan syukur dan sikap berserah diri pada Tuhan.
Lagu ini punya makna mendalam tentang spiritual. Bahwa Tuhan hanya satu dan hanya Dia, tempat kita untuk meminta dan memohon.
Walau manuasia, punya keinginan, tapi Tuhanlah yang akan mengabulkan mana yang terbaik untuk diberikan kepada umatnya.
Lirik lagu:
Jailebang ni rampe i bau
Ati Raja to sunggua ri pau pau kodong
Raja le ala ni ani puji ati ati raja
Nia tomo ni calla dodu
Puna ni a to sunggu bau
Ati Raja nata ena
Raja le allara panji sero ati ati raja
Kek kekini pela tomi
Laku apami sunggu ta bau
Ati Raja nama jai balla batu ta kodong
Raja le ala puna kodia ati ati raja
Keleleang mange mange bau
Mange mange bau
5. Anak Kukang
Lagu ini menceritakan tentang kisah sedih. Liriknya bercerita tentang seorang anak yang hidup sebatang kara.
Ia diduga dibuang orang tuanya karena masalah ekonomi. Walau bercerita tentang kisah hidup yang menyedihkan, Anak Kukang begitu populer di masyarakat.
Itu karena lagu ini dibalut dalam lantunan yang syahdu dan merdu untuk didendangkan. Di samping itu, irama lagu tersebut juga mudah dihafal.
Lirik lagu:
Kukana tuni pela tuni buang ritamparang
Tuni ayukkan rije’ne narampung tau maraeng
Caddi caddi dudu in’ja nana pellaka ammaku
Mantang mama ka’leka’le tu’guru je'ne matangku
Aule sa’resa’re na i kukang sayang
Sa’re tena ma' kucini lino empo tenama te’nena
Aule sa’resa’re na i kukang sayang
Sa’re tena ma kucini lino empo tenama te’nena
6. Sulawesi Pa'rasanganta
Sulawesi Pa’rasanganta diciptakan oleh B Mandjia. Liriknya berbahasa Makassar dan dilantunkan dengan tempo andante.
Lagu Sulawesi Pa'rasanganta kerap diputar pada acara perayaan atau dinyanyikan untuk sesi hiburan dalam berbagai acara formal.
Lagu ini bahkan jadi materi pengajaran pada masa pemerintahan Soeharto.
Lirik lagu:
Sulawesi pa’rasanganta
Butta passolongan ceratta
Anjjari tanggungang malompo
Ikkate tuma buttaya
Punna tena kisipainga
Naki massing massing ngu’rangi
Na Amang sannang salewangang
Tamakulle amang boritta
Sambori sang pa’rasanganta
Baji maki ajjulu ati
Na amang sannang salewangang
Sulawesi pa’rasanganta
7. Ammak Ciang
Ammak Ciang diciptakan oleh Ho Eng Dji, salah satu musisi asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Lirik lagunya menceritakan soal kecantikan seorang wanita, bernama Ciang.
Ciang digambarkan sebagai seorang perempuan keturunan Tionghoa yang bernama Ciang. Sementara, kata Ammak dalam bahasa Makassar berarti ibu.
Diungkapkan Ammak Ciang adalah seorang perempuan berkulit, mulus dan sudah tiga kali menikah.
Dia adalah impian bagi hampir semua kaum lelaki. Namun, untuk mendapatkannya harus meniti banyak gelombang.
Walaupun sudah tiga kali menikah, Ammak Ciang tetap dikagumi oleh semua kaum lelaki lantaran kemulusan kulitnya dan kelangsingan tubuhnya.
Lirik lagu:
Ammac ciang dendang ammac ciang dendang, ammac ciang!
Tallu lawara lekona Napak napak
lalang bang sikontu bonena lino
Mak biring kasih kibo nudendek, ma tamparang!
Malam parang laisinu Alla mate
te bombang Buhuleng tanna lajjunu
Baku’ ku na bun tulu nakku dendek, naluluang!
Naluluang pangngurangi Alla tenamo kanang
Baji baji ri matangku.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing