BREAKING NEWS: Sulawesi Selatan Tanggap Darurat Kekeringan, 9 Daerah Masuk Level Ekstrim

Sembilan daerah krisis air bersih akibat kekeringan

Muhammad Yunus
Selasa, 17 Oktober 2023 | 16:49 WIB
BREAKING NEWS: Sulawesi Selatan Tanggap Darurat Kekeringan, 9 Daerah Masuk Level Ekstrim
Ilustrasi kekeringan (vecstock/Freepik)

SuaraSulsel.id - Sejumlah pedagang di Pasar Daya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan mengeluhkan air bersih. Keluhan itu mereka sampaikan saat Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin melakukan pemantauan harga komoditas pangan, Selasa, 17 Oktober 2023.

"Di sini tidak ada masalah dengan harga. Yang masalah itu tidak ada air bersih. Kami mau air bersih," teriak salah satu pedagang, Syaharuddin.

Ia mengatakan air PDAM sudah tidak mengalir sejak bulan Juli. Tidak hanya di pasar, tapi juga di kompleks perumahan tempat tinggal.

"Kita terpaksa beli air tiap hari. Keuntungan dari jualan habis beli air," tuturnya.

Baca Juga:Pj Gubernur Sulsel Lepas Operasi Mantap Brata Pengamanan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024

Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan, ada sembilan daerah yang krisis air bersih akibat kekeringan. Daerah tersebut kini dalam kondisi tanggap darurat.

Daerah tersebut adalah Wajo, Jeneponto, Makassar, Maros, Sinjai, Barru, Enrekang, Takalar, dan Bulukumba. Sembilan wilayah ini sudah pada tahap kekeringan ekstrim.

"Sulsel saat ini masuk daerah tanggap darurat (kekeringan). Tiga daerah saat ini yang paling parah, Makassar, Maros dan Jeneponto," ujar Kepala BPBD Sulsel, Amson Padolo.

Sementara daerah lain seperti Luwu Timur, Luwu Utara, dan daerah Toraja masuk dalam kategori zona merah. Artinya, kondisi kekeringan melanda daerah tersebut, tapi tidak terpengaruh perubahan musim.

"Kita sementara proses pembuatan sumur bor untuk daerah yang tanggap darurat terlebih dahulu, sekaligus menyalurkan air bersih," jelasnya.

Baca Juga:Prakiraan Cuaca di Sulawesi Selatan: Kota Makassar Kering Hingga November 2023

Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin mengaku awalnya mengandalkan teknologi modifikasi cuaca untuk mengatasi kekeringan di Sulsel.

Namun, saat ditelusuri susah untuk dilakukan karena kondisi awan.

"Memang sangat kesulitan. Saya juga sudah berusaha lakukan hujan buatan, hari-hari kita amati tapi awan kita tipis," ujarnya.

Solusi lainnya adalah Pemprov Sulsel sudah mengalokasikan biaya tak terduga (BTT) untuk pengadaan sumur bor yang dikerjasamakan dengan TNI. Beberapa daerah yang masuk tanggap darurat diprioritaskan.

"Makassar itu yang paling kering. Saya sudah alokasikan BTT kerjasama dengan TNI untuk buat sumur BOR. Dari laporan BMKG bulan ini akan ada hujan. Kemarin sedikit sudah ada (hujan) di Bantaeng, Sinjai dan Wajo sudah," jelasnya.

Pemprov Sulsel juga sudah membentuk satgas untuk penanganan kekeringan. Sehingga, masyarakat yang sangat sulit mendapatkan air bisa segera melapor agar difasilitasi.

"Segera kami atasi, akan digerakkan tangki air. Daerah mana yang paling butuh dan mendesak belum tertangani laporkan ke saya, kita ada Satgas, kita bisa gerakkan ke kabupaten kota," jelasnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini