Mencabut badik dari sarungnya juga tidak boleh sembarangan. Hanya jika diperlukan, seperti untuk menegakkan siri' atau hukum adat, melindungi diri dari serangan, membela negara atau melindungi perempuan.
Tidak heran jika hingga sekarang pun masih banyak laki-laki Bugis yang menyenangi, memiliki, dan membawa badik sebagai simbol sosial kultural untuk menjadi lelaki sejati.
![Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendapat hadiah badik saat kunjungan kerja ke Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Sabtu 30 Oktober 2021 [SuaraSulsel.id / Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/01/11915-badik.jpg)
2. La'bo Penai
La'bo artinya parang panjang. Ini merupakan senjata kebanggaan suku Toraja.
Baca Juga:Diduga Sengaja Abaikan Somasi, Syarifah Haerunnisa Siap Beberkan Kesalahan Asib Ali
Di Toraja, parang bisa dijumpai dengan mudah. Bahkan jadi salah satu souvenir yang paling diburu wisatawan.
La'bo diminati pecinta barang antik karena ketajamannya. Gagang dan sarungnya terbuat dari kayu atau bambu dan diukir khas Pa'Tedong.
Dulu, La'bo Penai digunakan masyarakat untuk mengusir penjajah. Makanya, barang ini dianggap sakral karena dianggap sebagai senjata yang membuat masyarakat merdeka dari penjajahan.
La'bo Penai saat ini sudah jarang diproduksi. Beberapa yang tersisa disimpan dan dijadikan barang pusaka di museum. Sekarang, senjata ini hanya boleh digunakan untuk upacara adat.
3. Alameng
Baca Juga:Hilal Terlihat di Pantai Galesong Sulawesi Selatan, Awal Ramadhan NU dan Muhammadiyah Akan Bersamaan
Alameng bisa dikata senjata tradisional yang cukup mahal. Karena sarungnya terbuat dari emas.