La'bo diminati pecinta barang antik karena ketajamannya. Gagang dan sarungnya terbuat dari kayu atau bambu dan diukir khas Pa'Tedong.
Dulu, La'bo Penai digunakan masyarakat untuk mengusir penjajah. Makanya, barang ini dianggap sakral karena dianggap sebagai senjata yang membuat masyarakat merdeka dari penjajahan.
La'bo Penai saat ini sudah jarang diproduksi. Beberapa yang tersisa disimpan dan dijadikan barang pusaka di museum. Sekarang, senjata ini hanya boleh digunakan untuk upacara adat.
3. Alameng
Baca Juga:Diduga Sengaja Abaikan Somasi, Syarifah Haerunnisa Siap Beberkan Kesalahan Asib Ali
Alameng bisa dikata senjata tradisional yang cukup mahal. Karena sarungnya terbuat dari emas.
Di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, senjata ini kerap juga disebut Alameng Tarapeng. Orang percaya Alameng punya kekuatan mistis.
Dulu, Alameng hanya dimiliki oleh raja dan penasihatnya. Senjata ini juga tidak boleh dibawa ke luar dari istana kerajaan.
Setiap tahunnya, Alameng akan dibersihkan Bissu atau pria yang menyerupai wanita.
Ritual membersihkan benda-benda pusaka ini juga hanya boleh dilakukan Bissu. Dalam kepercayaan masyarakat Bugis, Bissu dipercaya menjadi penghubung antara dewa di langit dengan manusia biasa.
Baca Juga:Hilal Terlihat di Pantai Galesong Sulawesi Selatan, Awal Ramadhan NU dan Muhammadiyah Akan Bersamaan
4. Kawali
Senjata ini berbentuk unik. Mirip badik, namun bagi orang bugis disebut berbeda.
Kawali punya gagang kayu yang bengkok, ramping dan runcing di ujungnya. Ukurannya juga lebih panjang dari badik.
Senjata tradisional ini terkenal karena ketajaman dan kehalusan penempaan.
Dulu, kawali jadi simbol status sosial di masyarakat. Pria yang bekerja untuk raja diwajibkan punya kawali yang disisipkan di pinggang.
5. Tappi