SuaraSulsel.id - Sulaiman Roka duduk di atas kursi roda. Warga Luwu Timur itu bingung mau menjalankan bisnis apa. Untuk membantu perekonomian keluarga.
Hobi Sulaiman memelihara ayam kampung. Tapi tidak ada pengalaman dan tidak punya modal besar untuk menjalankan bisnis budidaya ayam dalam jumlah besar.
Saat itu Tahun 2004. Sulaiman pun memberanikan diri memelihara beberapa ekor ayam. Namun kekecewaan hingga depresi dirasakan.
Sebab semua ayam kampung yang sudah siap panen mati mendadak.
Baca Juga:Tulus dan Tuli Berdaya
"Katanya wabah flu burung," ungkap Sulaeman kepada Suara.com, Sabtu 17 Desember 2022.
Dari puluhan ayam yang dipelihara secara tradisional, masih ada tersisa sekitar 2 ekor anak ayam.
Tidak mau terlalu lama kecewa, Sulaiman kembali mencoba membesarkan anak-anak ayam yang tersisa.
Satu tahun kemudian, wabah kembali menyerang. Semua ayam yang sudah tumbuh besar kembali mati.
"Akhirnya saya merasa mungkin tidak cocok saya usaha ayam. Meski saya punya hobi," katanya sedih.
Baca Juga:Raffi Ahmad Minta Rafathar Tos dengan Penyandang Disabilitas: Dark Jokes-nya Sesat
Wabah flu burung gelombang kedua yang dialami Sulaiman, tetap menyisakan beberapa anak ayam yang baru menetas. Semua induknya mati.
Tahun 2018, Sulaiman membuat kandang kecil. Untuk tetap menyalurkan hobinya memelihara ayam kampung.
"Kasian lihat anak ayam tidak ada tempat bernaung," ungkapnya.
Dari sekadar hobi memelihara ayam, tidak terasa jumlah ayam yang dipelihara berkembang sampai puluhan ekor.
Apes, tahun 2019 wabah flu burung kembali menyerang ketiga kalinya. Ayam kampung yang dipelihara tidak sakit. Langsung mati.
"Tanpa gejala," ungkap Sulaeman.