Jusuf Kalla Minta Kampus Ajari Mahasiswa Padukan Riset dan Bisnis, Seperti Penemu Microsoft Bill Gates

Agar setiap temuan atau inovasi bisa lebih bermanfaat bagi manusia

Muhammad Yunus
Minggu, 13 November 2022 | 09:52 WIB
Jusuf Kalla Minta Kampus Ajari Mahasiswa Padukan Riset dan Bisnis, Seperti Penemu Microsoft Bill Gates
Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK menerima cinderamata saat menghadiri dies natalis Institut Teknologi Surabaya (ITS) yang ke-62, di Graha ITS,Surabaya, Sabtu, 12 November 2022 [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK, menyatakan pentingnya memadukan riset dan bisnis agar setiap temuan atau inovasi bisa lebih bermanfaat bagi manusia.

Hal tersebut disampaikan Jusuf Kalla saat menyampaikan orasi ilmiah pada Dies Natalis Institut Teknologi Surabaya (ITS) yang ke 62, di Graha ITS,Surabaya, Sabtu, 12 November 2022.

“Riset atau inovasi harus berhubungan dengan bisnis. Karena yang bisa mengkomersialkan sebuah riset atau inovasi adalah bisnis. Sehingga tanpa bisnis, riset tidak akan bisa berkembang dengan baik,” ungkap JK di hadapan undangan Dies Natalis ITS ke 62.

Pada kesempatan tersebut, JK mencontohkan Bill Gates, penemu Microsoft. Pria yang pernah menjadi orang kaya di dunia tersebut sukses ketika berhasil mengkomersilkan temuannya.

Baca Juga:5 Hal yang Wajib Dilakukan sebagai Seorang Perantau, Jangan Sampai Lupa!

Padahal, lanjut JK, Bill Gates berkeliling menemui banyak orang untuk memperkenalkan temuannya kala itu. Namun tidak ada yang percaya.

“Tapi ketika melakukan pendekatan bisnis, akhirnya inovasinya dikenal banyak orang dan ternyata membawa perubahan besar bagi kehidupan manusia,” ujar Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) tersebut.

JK menganjurkan agar ITS memulai sebuah tatanan baru dalam kampus teknologi di Surabaya tersebut. Yaitu, agar seluruh mahasiswa fakultas teknik ITS dibekali ilmu atau pengetahuan bisnis dan manajerial.

“Kira-kira untuk satu semester bisa diupayakan mahasiswa ITS belajar bisnis atau entrepreneurship. Dengan harapan semua riset atau penemuan itu bisa dikomersialkan,” tambahnya.

Yang penting, lanjut JK, temuan atau setiap inobvasi tersebut bisa bermanfaat bagi kemanusiaan.

Baca Juga:Kampus UIR Disebut Lambat Tangani Dugaan Kasus Sodomi Mahasiswa

“Sederhananya adalah bisa membuat lebih mudah, lebih murah, lebih cepat dan lebih baik bagi kehidupan manusia,” ujarnya.

Kekuatan keterpaduan antara inovasi, teknologi, dan bisnis dicontohkan oleh Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) tersebut. Yakni fenomena banyaknya orang India yang menjadi CEO-CEO di bidang teknologi dan menjadi orang-orang hebat di seluruh dunia.

JK menyebut CEO Microsoft, CEO Google, CEO Twitter, Orang India, Perdana Menteri inggris, serta Wakil Presiden Amerika yang berasal dari India.

“Mereka yang memimpin teknologi dunia di bidang IT adalah semua orang India tamatan institute teknologi. Apa kuncinya, setelah lepas dari universitas teknologi, mereka masuk kampus-kampus besar yang berbasis bisnis. Sehingga berhasil mengatur itu semua,” beber JK.

Lebih jauh JK mengingatkan kepada almamater ITS agar lebih melek dalam mengamati teknologi yang terus berkembang pesat.

Paling tidak, JK menyebut tiga bidang yakni perkembangan tekonologi di bidang IT, kemudian teknologi di bidang kesehatan serta teknologi bidang sistem komputerisasi.

“Dan perubahan terbesar yang begitu mengalami perkembangan paling cepat adalah bidang IT. Sebab bisa berubah 100 persen tiap 18 bulan,” ungkap pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan tersebut.

JK juga menyebut sektor yang akan dihadapi dunia internasional di masa yang akan datang, yaitu tentang mobil listrik dan motor listrik.

Bagi JK, ia mengajak ITS untuk melihat potensi dari perubahan tersebut. Sebab tren dunia sedang mengarah ke sana. Sehingga nanti akan dibutuhkan sistem atau perangkat yang erat hubungannya dengan industri kelistrikan.

Olehnya itu, JK menekankan tiga hal yang memiliki keterkaitan dalam perkembangan teknologi di masa yang akan datang. Yakni riset, universitas dan dunia usaha atau bisnis.

Kerjasama ketiga sektor itu bisa saja dilakukan dengan berbagai cara. Seperti universitas melakukan riset, kemudian menjualnya ke industri.

“Tentu kerjasama itu ada saham di situ. Tapi bisa juga industri memesan sesuatu untuk diriset oleh universitas dan langkah ketiga adalah kerjasama riset,” ujar JK.

“Saya punya pengalaman waktu di pemerintahan saat membuat panser “Anoa”, dimana melibatkan pemerintah, Pindad, BPPC, dan lainnya,” pungkas JK.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini