SuaraSulsel.id - Istri Panglima TNI, Hetty Andika mengagumi pembuatan kain tenun Masalili yang prosesnya membutuhkan waktu berhari-hari untuk bisa menghasilkan suatu produk kain yang menarik.
Ketua Umum Dharma Pertiwi Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati (Hetty) Andika Perkasa mengunjungi Rumah Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Tenggara yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Lepo-Lepo, Kecamatan Baruga, Jumat 17 September 2022.
Dalam kunjungannya, Istri Panglima TNI, Hetty Andika dan rombongan didampingi Pj Ketua Tim PKK Sultra Nur Endang Abbas, Ketua Tim PKK Kendari Sri Lestari Sulkarnain, Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin Mayor Jenderal TNI Totok Imam Santoso.
"Ibu Wa Opa sudah berapa tahun menenun? Kayaknya menikmati, sudah terbiasa ya?," tanya istri Panglima ke seorang penenun bernama Wa Opa di Dekranasda Sultra.
Baca Juga:Elemen Pemprov, Pemkot, dan Pemkab Sulawesi Tenggara Sudah Gunakan Kendaraan Listrik
Hetty Andika Perkasa melihat secara saksama cara pembuatan kain tenun yang dilakukan oleh salah satu penenun di Dekranasda Sultra bernama Wa Opa yang mulai menenun sejak duduk di bangku SD.
Ia menyimak secara detail penjelasan yang disampaikan dari Wa Opa yang lahir 1968, terkait teknik-teknik pembuatan tenun hingga motifnya dan maknanya. Dimana kain tenun muna merupakan kerajinan tangan.
Wa Opa yang menyelesaikan satu kain tenunan setidaknya membutuhkan waktu hingga 20 hari dan selama mengerjakan mulai pukul 08.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita hanya beristirahat untuk makan.
Pj Ketua Tim PKK Sultra Nur Endang Abbas menyampaikan bahwa tenunan yang dibuat Ibu Wa Opa dengan nama Tenun Masalili motif Leko (jalanan berliku-liku) dan Bensi Koninsi (rumput di hutan jika ditarik kuku tangan bisa robek).
"Wah, Wa Opa hebat luar biasa, membuat kain tenun Muna dengan motif Leko dengan teknik sobi," kata istri Panglima TNI sembari memuji Ibu Wa Opa.
Baca Juga:Brimob Polda Sulawesi Tenggara Klarifikasi Kisruh Lahan di Kabupaten Konawe Selatan
Wa Opa (54) perajin tenun Masalili mengatakan dirinya belajar membuat tenun yang diajarkan oleh orang tua sejak duduk di bangku sekolah, ia merasa bangga karena bisa berinteraksi secara dekat dan langsung kepada istri Panglima TNI.
Ia mengatakan dirinya membuat kain tenun dengan motif Leko dan Bensi Koninsi sejak Agustus 2022 menggunakan teknik sobi.
"Sejak bulan delapan (Agustus) dibuat, ini hampir satu bulan satu kain karena motifnya susah dibuat dengan teknik sobi namanya, itu disulam pake tangan, bukan pake jarum," katanya.
"Alhamdulillah kami segenap pengurus Dekranasda Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kota Kendari mengucapkan terima kasih kepada Ibu Panglima TNI. Dan beliau apresiasi seluruh perajin dan Dekranasda yang membina, semua begitu semangat untuk mengembangkan warisan budaya kita," kata Nur Endang.
Nur menuturkan bahwa istri Panglima TNI berpesan agar semua perajin di Sulawesi Tenggara tetap semangat dalam mengembangkan ekonomi kreatif.
"Itu juga bagian dari visi misi Bapak Gubernur untuk melestarikan, mengelola, mengembangkan dan menjaga budaya potensi-potensi yang ada di Sulawesi Tenggara dan seluruh kerajinan yang ada di Sultra," kata Nur Endang Abbas.