SuaraSulsel.id - Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat masyarakat panik. Hal tersebut membuat kendaraan mengantre panjang di sejumlah SPBU.
Antrean panjang di SPBU terjadi di sejumlah wilayah. Seperti di Kabupaten Enrekang dan Tana Toraja.
Para pengendara mengaku mengantre untuk mengisi pertalite dan solar, sebelum harga naik. Mereka bahkan rela mengantre dari subuh agar tak kehabisan.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Energi Sumberdaya Mineral Provinsi Sulsel Andi Bakti Haruni mengatakan, tingkat konsumsi masyarakat di Sulsel selama kabar kenaikan BBM naik memang meningkat. Apalagi untuk BBM subsidi jenis solar dan pertalite.
Baca Juga:Pengamat Ekonomi Sarankan Pemerintah Agar Semua Subsidi yang Tak Tepat Sasaran Dicabut
"Kita perkirakan sekitar akhir Oktober mungkin, atau awal November, itu (stok BBM) di Sulsel memang sudah habis," ujar Bakti, Rabu, 31 Agustus 2022.
Ia merinci jumlah kuota untuk Sulsel. Untuk solar ada 535.561 kilo liter. Kemudian pertalite 986. 628 kilo liter.
Bakti mengatakan per 15 Agustus 2022, tingkat konsumsi yang sudah disalurkan untuk Solar ada 371.052 kilo liter. Sementara yang tersisa ada 164.509 kilo liter.
"Tingkat konsumsi solar rata-rata 50 ribu kilo liter per bulan," ungkapnya.
Sementara itu, untuk pertalite sudah tersalurkan 709.615 kilo liter. Saat ini tersisa 277.013 kilo liter.
Baca Juga:Harga Pertalite Naik Jadi Berapa? Bikin Penasaran, Ini Prediksinya
"Untuk tingkat konsumsi pertalite itu rata-rata sekitar 100 kilo liter per bulan," sebutnya.
- 1
- 2