Jembatani Demand dan Supply Ketenagakerjaan, Kemnaker Gelar Job Fair Virtual

Job fair virtual ini diikuti oleh 68 perusahaan.

Fabiola Febrinastri
Selasa, 30 Agustus 2022 | 16:31 WIB
Jembatani Demand dan Supply Ketenagakerjaan, Kemnaker Gelar Job Fair Virtual
Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi. (Dok: Kemnaker)

SuaraSulsel.id - Sebagai upaya untuk menjembatani demand dan supply ketenagakerjaan agar terbangun situasi link and match yang semakin kondusif, Kementerian Ketenagakerjaan dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulawesi Selatan menggelar Job Fair Virtual. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, yaitu 29-31 Agustus 2022.

Job fair virtual ini diikuti oleh 68 perusahaan, dan terdapat 5500 kuota lowongan pekerjaan dari 174 jabatan (inklusi, disabilitas, dan non-disabilitas) di wilayah Sulses, yang terdiri atas berbagai sektor lapangan usaha, seperti retail, percetakan, perhotelan dan restoran, pertambangan, perbankan, dan konstruksi.

"Job fair virtual yang kita lakukan ini diharapkan mampu mengakomodir tuntutan permintaan angkatan kerja dan langsung mendapatkan pekerjaan," kata Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi, Sulsel, Selasa (30/8/2022).

Ia mengatakan, job fair virtual seperti ini juga akan diselenggarakan di provinsi-provinsi lain, agar semakin banyak pencari kerja yang mendapatkan pekerjaan dan pemberi kerja yang memperoleh pekerjanya.

Baca Juga:Kemnaker Susun Kebijakan Perbaiki Ekosistem Ketenagakerjaan Guna Tingkatkan Kompetensi SDM

"Keberhasilan yang dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan ini akan saya sampaikan ke tempat-tempat lain, agar bisa mengikuti keberhasilan yang kita lakukan," ucapnya.

Pada kesempatan itu Sekjen Anwar mengatakan, saat ini, dunia ketenagakerjaan dihadapkan pada tiga tantangan yang perlu direspons secara cepat. Tiga tantangan yang dimaksud, yaitu bonus demografi, disrupsi teknologi digital, dan tidak kurang dari 50 persen angkatan kerja Indonesia diisi generasi milenial dan generasi Z.

"Tantangan-tantangan ini harus direspons dan dikelola dengan baik. Salah satunya kita memiliki sistem untuk mengkomunikasikan antara demand dan supply, yang namanya Pusat Pasar Kerja. Pusat Pasar kerja ini kita ingin menghadirkan bahwa ketenagakerjaan ini seperti pasar. Mereka ada demand dan supply dari sisi ketenagakerjaan," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini