30 Juta Benih Udang Windu Akan Ditebar di Tambak Kabupaten Pinrang

Program tabur 30 juta benih udang windu di areal seluas 1.000 hektare di Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan

Muhammad Yunus
Minggu, 28 Agustus 2022 | 09:44 WIB
30 Juta Benih Udang Windu Akan Ditebar di Tambak Kabupaten Pinrang
Sebanyak 500 ribu benur atau benih udang windu dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan disalurkan untuk kelompok pembudidaya di Kota Makassar, Kamis 14 Juli 2022 [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Selatan memulai program tabur 30 juta benih udang windu di areal seluas 1.000 hektare di Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan, Sabtu 27 Agustus 2022.

Kepala DKP Sulsel Muhammad Ilyas mengatakan program penaburan benih udang windu ini akan terus dilakukan secara bergulir dan ditargetkan mulai panen pada November 2022.

"Untuk kick-off hari ini, ada sebanyak 30 ribu benih yang kita tabur ke lahan milik kelompok-kelompok nelayan yang kita bina dari hulu ke hilir. Jadi 30 ribu benih itu untuk lahan seluas 1 hektare," kata Ilyas.

Mengenai target berapa persen benih udang windu yang bisa ditabur, dirinya berharap mencapai 70 persen. Ia juga mengaku hal ini tergantung kesiapan tambak nelayan yang akan menjadi lokasi pembibitan.

Baca Juga:Pemprov Sulsel Perbaiki Jalan Rusak Antang, Andi Sudirman: Tahap Pembongkaran Saluran

Pihaknya juga berharap cuaca mendukung sehingga proses penaburan benih bisa berjalan lancar sesuai rencana. Pihaknya juga mewaspadai ancaman banjir sehingga diupayakan agar penaburan benih dapat dirampungkan awal-awal September 2022.

"Gubernur Sulsel telah berkomitmen untuk dapat mengembalikan kejayaan udang sitto (windu). Inilah salah satu upaya dan ini sudah kita mulai tahun lalu dan semoga bisa kita lanjutkan di 2023," ujar Ilyas.

Lokasi program 30 juta benih berada di kawasan pengembangan budidaya udang windu 1000 hektar ramah lingkungan (Pandawa-1000).

Pandawa-1000 merupakan inovasi pengembangan budidaya udang windu (penaeus monodon) berbasis kawasan (ecosystem approach to aquaculture) dan teknologi adaptif lokal.

Selain itu, teknologi adaptif yang dikembangkan berbasis pada teknologi budidaya dengan pendekatan ramah lingkungan (ecofriendly) tanpa residu bahan kimia, pestisida, dan obat-obatan.

Baca Juga:Viral Gubernur Sulsel Minta Dosen Unhas Diberi Sanksi, Andi Sudirman: Wartawan Pelintir

Sesuai dengan standar Indonesian Good Aquaculture Practice (Indo GAP) untuk menghasilkan udang windu jenis eco-shrimp kualitas premium terbaik di Indonesia berdasarkan British Retail Consortium (BRC) yang dipasarkan ke Jepang melalui Alter Trade Japan (ATJ). (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini