Warga Pulau Mengeluh Kekurangan Pasokan Sembako, Pasca Tenggelamnya KM Ladang Pertiwi di Selat Makassar

Kapal tak lagi beroperasi semenjak insiden tenggelamnya kapal motor Ladang Pertiwi

Muhammad Yunus
Jum'at, 03 Juni 2022 | 12:32 WIB
Warga Pulau Mengeluh Kekurangan Pasokan Sembako, Pasca Tenggelamnya KM Ladang Pertiwi di Selat Makassar
Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sujana dan Kepala Kantor SAR Makassar Djunaidi memberikan keterangan pers. Usai melakukan pencarian korban tenggelamnya kapal Ladang Pertiwi di Selat Makassar [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Warga di Pulau Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkep mulai mengeluh karena kekurangan pangan. Kapal tak lagi beroperasi semenjak insiden tenggelamnya kapal motor Ladang Pertiwi.

Salah satu warga pulau, Syamsul mengaku sudah tertahan di Pelabuhan Paotere semenjak Sabtu lalu. Syahbandar mengeluarkan aturan agar kapal ikan tak boleh lagi mengangkut penumpang.

"Otoritas pelabuhan perketat aturan. Kapal tidak lagi tidak boleh angkut penumpang," ujarnya, Jumat, 3 Juni 2022.

Ia mengaku selama ini warga di sana hanya mengandalkan sembako dari Kota Makassar. Mereka membeli segala macam pangan di Kota Makassar, bukan di Pangkep.

Baca Juga:Basarnas Sulsel Temukan Dua Jenazah Korban KM Ladang Pratiwi

"Karena setiap hari kapal ada dari Pangkep ke Makassar untuk jual ikan. Jadi penumpang naik di situ ke Makassar beli bahan jualan beras dan segala macam untuk dijual," ungkapnya.

Namun semenjak kapal Ladang Pertiwi tenggelam, pengoperasian kapal tak lagi lancar. Penyaluran logistik seperti sembako pun juga tersendat.

Syamsul mengaku rata-rata kapal ikan di sana selama ini memang mengangkut penumpang. Setelah menjual hasil tangkapannya di Paotere. Selain penumpang, ada juga sembako dan bahan material.

"Tapi semenjak kapal tenggelam, kapal ikan ke Makassar juga tidak lancar karena mereka banyak yang tidak punya izin," ucapnya.

Warga Kecamatan Liukang Kalmas, Zaki juga mengatakan, saat ini kondisi warga di pulau itu sudah terancam krisis pangan. Tidak ada lagi kapal yang berlayar sebab takut.

Baca Juga:Pencarian 16 Korban Kapal Tenggelam KM Ladang Pertiwi Dilanjutkan Hari Ini

"Untuk saat ini tidak ada lagi kapal ke kota. Makanya kebutuhan pangan sudah mengkhawatirkan. Sudah tidak aman. Kita di sini mulai krisis karena persediaan semakin menipis sementara tidak ada lagi kapal yang mau keluar,” jelasnya.

Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan Abdul Hayat Gani mengaku akan segera mengirim bantuan untuk warga di pulau sana. Ia juga akan berkoordinasi dengan Syahbandar agar mengizinkan kapal mengangkut sembako.

"Tentu kita usahakan. Nanti saya koordinasi dengan BPBD dan Pemkab Pangkep untuk kebutuhan warga di sana. Begitupun dengan syahbandar agar ada kapal untuk mengangkut sembako," ujar Hayat.

Seperti diketahui, KM Ladang Pertiwi 02 tenggelam di selat Makassar pada Kamis, 26 Mei 2022. Kapal itu berlayar dari pelabuhan Paotere menuju pulau-pulau di Kecamatan Liukang Kalmas, di Kabupaten Pangkep.

Ada 50 orang yang jadi korban dari tenggelamnya kapal tersebut. Menurut para penumpang, kapal itu dihantam gelombang hingga tiga meter mengakibatkan mesin mati dan kapal tiba-tiba terbalik.

Hingga kini proses pencarian korban masih terus dilakukan. Masih ada 16 orang yang dinyatakan hilang, 3 orang meninggal dunia dan 31 ditemukan selamat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini