Korban Kerusuhan Mei 1998 di Makassar Masih Trauma dan Dihantui Rasa Takut

Cerita saksi mata dan korban yang mengalami langsung kerusuhan Mei 1998 di Kota Makassar

Muhammad Yunus
Senin, 16 Mei 2022 | 16:45 WIB
Korban Kerusuhan Mei 1998 di Makassar Masih Trauma dan Dihantui Rasa Takut
Ilustrasi kerusuhan [Shutterstock]

Andi tinggal di jalan Sulawesi, cukup jauh dari lokasi awal kerusuhan. Awalnya, pemilik toko furnitur ini berpikir mereka akan aman.

Namun, ternyata tidak. Massa menyebar ke gang yang dihuni etnis Tionghoa. Tak hanya di jalan Veteran saja, tapi juga ke Jalan Sulawesi, Jalan Nusantara, dan sekitarnya.

"Jampea, Sulawesi, Serui ini lumpuh. Gelap. Lampu dimatikan semua," lanjutnya.

Andi tak menyangka kasus pembunuhan itu akan melebar. Bahkan berimbas ke keluarganya.

Baca Juga:Wali Kota Makassar Danny Pomanto: Haji Kalla Ajarkan Sifat Jujur Dalam Berbisnis

Rumahnya dilempari batu dan motornya dirusak. Andi hanya bisa memeluk istri dan dua anaknya yang menangis sambil bersembunyi di lantai dua rumahnya.

"Saya peluk ibu (istri) dan anak-anak yang menangis sambil berdoa. Di luar warga sudah teriak-teriak. Rumah sudah dilempar batu, motor astrea saya di depan hancur," ujarnya.

Toko elektronik di depan rumahnya juga ikut dijarah. Radio, kipas angin, dan kulkas diambil. Rumah yang lain bahkan ada yang dibakar.

Andi mengaku tak berani keluar rumah seminggu itu. Anaknya bahkan diliburkan oleh pihak sekolah.

Hingga akhirnya tentara melakukan mediasi antara sejumlah tokoh Tionghoa dengan warga lokal satu minggu setelahnya. Kerusuhan pun bisa diredam.

Baca Juga:Kondisi Pasien Dicurigai Hepatitis Akut di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar Membaik

Pasca kejadian itu, warga keturunan Tionghoa di Makassar ramai memasang pintu besi tambahan secara masif di setiap rumah dan toko. Untuk melindungi diri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini