Sejarah Perayaan Hari Raya Idul Fitri Umat Muslim Dunia, Perlu Anda Ketahui

Perayaan Idul Fitri adalah peristiwa besar

Muhammad Yunus
Senin, 02 Mei 2022 | 18:45 WIB
Sejarah Perayaan Hari Raya Idul Fitri Umat Muslim Dunia, Perlu Anda Ketahui
Pelataran Masjid 99 Kubah Makassar dan pelataran wisata kuliner Lego-Lego di Center Point of Indonesia (CPI) dibanjiri warga Makassar yang melaksanakan Salat Idul Fitri, Senin (2/5/2022) [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Perayaan Idul Fitri adalah peristiwa besar yang menjadi momentum kemenangan bagi seluruh umat Islam.

Mengutip Telisik.id -- jaringan Suara.com, momentum ini tercapai setelah umat Muslim menjalankan ibadah puasa selama satu bulan. Berjuang melawan nafsu dan berbagai macam godaan di bulan Ramadhan.

Perayaan Idul Fitri pertama kali dilaksanakan pada tahun ke-2 Hijriah.

Sebelum agama Islam datang, kaum Arab memiliki dua hari raya yang dilaksanakan secara meriah.

Baca Juga:Salat Idul Fitri di Pelataran Masjid 99 Kubah, Khatib Ustadz Mufassir Arif: Perbanyak Bekal Pahala di Dunia

Kemudian, tradisi ini berubah setelah Rasulullah mendapatkan perintah untuk menyebarkan agama Islam.

Melansir NU Online, sejarah hari raya Idul Fitri berkaitan erat dengan dua peristiwa dalam sejarah Islam, yaitu Perang Badar dan hari raya masyarakat jahiliyah.

Perayaan Idul Fitri pertama kali digelar pada tahun ke-2 Hijriah, yaitu bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin pada Perang Badar.

Usai perang, secara tidak langsung umat Muslim merayakan kemenangan dengan penuh rasa syukur dan gembira. Bukan hanya kemenangan dalam perang, tetapi juga kemenangan karena berhasil selamat selama satu bulan di saat itu.

Kemudian, mulailah menjadi tradisi dan ibadah yang dilakukan umat Muslim hingga saat ini.

Baca Juga:Gibran dan Selvi Salat Id di Balai Kota Surakarta, Lembah dan Ethes Ikut

Sebelum itu, tepatnya sebelum agama Islam datang, kaum Arab Jahiliyah merayakan dua hari raya yang sangat meriah.

Disebutkan dalam hadis bahwa Idul Fitri tak lepas dari sejarah tradisi masyarakat jahiliyah yang memiliki kebiasaan khusus bermain dalam dua hari.

Kemudian, setelah Rasulullah mendapat perintah untuk menyebarkan Islam dan jalan kebenaran yang berasal dari Allah, tradisi tersebut berubah.

Pelataran Masjid 99 Kubah Makassar dan pelataran wisata kuliner Lego-Lego di Center Point of Indonesia (CPI) dibanjiri warga Makassar yang melaksanakan Salat Idul Fitri, Senin (2/5/2022) [SuaraSulsel.id/Istimewa]
Pelataran Masjid 99 Kubah Makassar dan pelataran wisata kuliner Lego-Lego di Center Point of Indonesia (CPI) dibanjiri warga Makassar yang melaksanakan Salat Idul Fitri, Senin (2/5/2022) [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Dalam hal ini, Rasulullah mengganti hari raya masyarakat jahiliyah terlebih dahulu menjadi acara yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.

Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad SAW bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan, sesungguhnya Allah telah mengganti doa hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR Abu Dawud & an-Nasa'i).

Sebelumnya, doa-doa tersebut diisi dengan acara pesta pora, tradisi mabuk-mabukan dan menari.

Konon, ini merupakan pengaruh budaya dari orang Persia kuno. Kemudian setelah turun kewajiban puasa Ramadan, Rasulullah merayakan perayaan tersebut menjadi hari raya Idul Fitri dan Idul Adha yang diperingati setiap tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini